Bagi sebagian masyarakat kita sungai adalah urat nadi perekonomian masyarakat. Banyak aktivitas dilakukan di sungai untuk menunjang perekonomian mulai dari mencari ikan, batu, pasir sampai perdagangan.
Begitu juga untuk masyarakat Grinting dan Kluwut dan sekitarnya yang memanfaatkan Sungai Kisik untuk menyandarkan hidupnya. Ya, Sungai Kisik merupakan jalur lalulintas yang padat untuk nelayan yang akan melaut mencari ikan.
Dari sungai ini terdapat pelabuhan dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kluwut sebagai tempat transaksi dan distribusi hasil perikanan ke berbagai daerah.
Seperti sore itu bersama kawan-kawan menyusuri Sungai Kisik dari Jojoban, Grinting. Dengan menggunakan perahu kayu menyusuri sungai dengan pemandangan hutan mangrove di kiri-kanan yang makin menambah eksotisme sungai ini.
Di antara gemerisik dedaunan mangrove dan arus sungai yang tenang tampak kapal-kapal besar yang meninggalkan dermaga menuju laut lepas.
Tampak juga perahu-perahu kecil milik nelayan setempat yang pulang melaut dengan tangkapan seperti ikan, udang dan kepiting. Sementara itu para tengkulak atau juragan menunggu nelayan untuk membeli hasil tangkapannya.
Beda dengan kapal-kapal besar yang berlabuh dan bersandar di pelabuhan, hasil tangkapan nelayan kecil banyak yang langsung dibawa pulang atau dijual langsung.
Sungguh pengalaman yang mengesankan sore itu, menikmati senja sambil melihat aktivitas nelayan. Senja yang indah melihat mentari tenggelam dan burung-burung pulang ke sarang. Dan hal yang paling menyenangkan adalah makan dipinggir tambak menikmati ikan hasil tangkapan nelayan.
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H