Usia tak lagi muda, namun gerak, aktivitas dan semangat masih menggelora seperti anak muda. Setiap hari keluar masuk hutan seperti memasuki pekarangan.
Ibu Nonong (67) ibu empat anak dengan tujuh cucu memulai aktivitas dari pukul 06.00 WIB-16.00 WIB setiap harinya. Sosok perempuan mandiri yang tak mau berdiam diri dirumah dibanding perempuan seusinya yang lebih banyak diam di rumah sambil momong cucu.
Ibu Nonong sosok perempuan tangguh, sederhana namun bersahaja. Dia tinggalkan usaha warung makan dan diserahkan pada anaknya. Dunia pertanian digelutinya dengan menggarap lahan yang berada di hutan samping desanya. Tanaman kopi, duren, vanili dan tanaman lain yang dia garap sendirian. Perjalanan naik turun melintasi jalan setapak yang berkelok menuju kebon.
"Hidup itu harus dinikmati jangan berpatokan pada usia. Kehidupan dunia harus diimbangi dengan rasa bersyuku pada yang kuasa dan berbagi kebaikan dengan sesama, "katanya.
Ucapan tersebut bukan omong kosong tetapi dibuktikan dengan membuka "Gubuk Temu" di tengah ladang untuk persinggahan semua peladang. Bukan sekedar gubuk, namun tersedia juga minuman seperti teh dan kopi secara gratis. Gubuk ini sangat bermanfaat untuk peladang beristirahat dan berkumpul dengan yang lain.
Gubuk yang dibuat tiga tahun yang lalu menjadi basecamp untuk peladang dan juga tempat makan untuk masyarakat dengan suasana berbeda. Banyak yang sudah dilakukan seperti perbaikan jalan, membangun jembatan untuk mempermudah akses peladang. Usaha yang dilakukan Ibu Nonong sangat bermanfaat untuk peladang dan masyarakat Bentarsari.
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H