Lihat ke Halaman Asli

Bang Auky

KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Ki Bonggol Maestro Wayang Cepak dari Brebes

Diperbarui: 15 Juni 2021   23:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Wayang Cepak boleh dikatakan Wayang Brebesan walau wayang ini tersebar dari Batang sampai Indramayu. Banyak perbedaan yang mendasar Wayang Cepak dengan wayang-wayang yang ada di nusantara mulai dari bentuk fisik dan sumber ceritanya. Bentuk fisiknya yang tidak punya rambut atau polos maka dinamakan Cepak. Wayang Cepak mengambil cerita sejarah wali atau kehidupan sehari-hari sehingga lebih mudah berekspresi dengan kehidupan dizaman sekarang. Jadi bukan cerita Ramayana atau Mahabarata seperti cerita wayang kulit lainnya. 

Dok. Pribadi

Dalang kelahiran 15 November 1965 memang tak asing dengan dunia perdalangan.  Karena bakat itu mengalir deras dari bapaknya Kasmen Bin Warcita yang juga dalang kondang pada masanya. Bapak dua anak pemilik nama asli Kojan juga punya bakat lain selain mendalang yaitu melukis. Kelak hobi ini yang akan mengukuhkan dirinya sebagai pengrajin wayang cepak yang hanya ada dua yaitu di Brebes dan Batang. 

Dok. Pribadi

Ki Bonggol yang sejak kecil diasuh oleh orang lain sebagai salah satu tradisi karena sakit-sakitan. Dengan memberikan lahan garapan seluas 1/4 Ha sebagai bekal hidup. Dari sini nama Bonggol didapat yang berasal dari nama batang pohon sisa tebangan. Dengan nama baru, alhamdulilah sehat sampai sekarang. 

Dok. Pribadi

Memulai karir sejak tahun 1985 sampai sekarang dan telah mengalami pasang surut gemerlap dunia panggung. Di zaman keemasan dalam satu bulan naik panggung antara 20-25. Boleh dikatakan tidak ada hari kosong di rumah selain diatas pentas. Bahkan dia adalah sutradara dibalik suksesnya dalang Ki Entus Susmono, karena dia adalah penulis naskah cerita dalang kondang tersebut. 

Dok. Pribadi

Bapak dua anak ini sangat mencintai dunia dalang dan wayang Cepak. Sadar kedua putranya tidak minat menggeluti dunia dalang, dia berharap pada keponakan dan cucu-cucunya. Dia melatih dan mendidik cucu, keponakan dan anak-anak tetangga untuk belajar mencintai wayang dan mendalang. Dia tidak rela wayang Cepak punah. Dia juga terus membuat wayang yang kelak akan diwariskan pada cucu-cucunya. Salah satu keponakan kini sudah sukses mengikuti jejaknya dan mewarisi naskah-naskah cerita wayang Cepak yaitu Ki Dalang Nono dari Cikandang, Kersana. 

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline