Lihat ke Halaman Asli

Bang Auky

KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Kopi Dawuhan, Lain Dulu Lain Sekarang

Diperbarui: 14 Juni 2021   19:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Kopi boleh dikatakan minuman favorit semua kalangan dari segala usia. Harum dan citarasa kopi membuat orang berani membayar mahal hanya untuk sekedar menikmati secangkir kopi pahit. Kopi tak sekedar minuman penghangat dingin tubuh tapi sudah menjelma menjafi trend gaya hidup masyarakat masa kini. Kopi lokal sudah naik pamor, sehingga tiap daerah berlomba menampilkan kopi khasnya untuk bersanding dengan kopi yang sudah go nasional seperti Gayo, Lampung, Toraja dan sebagai. Sehingga mampu menggerakkan pemuda Kaliwadas, Dawuhan yang berada di kaki Gunung Slamet sadar akan potensi kopi lokalnya. 

Dok. Lampung post

Desa berhawa sejuk sentra penghasil sayur mayur di Kabupaten Brebes sebagian besar lahannya milik Perhutani. Dari luas lahan yang ditanami sayur mayur terdapat sekitar 60 Ha tanaman kopi jenis Arabica. Hal ini disebabkan karena kebijakan Perhutani kepada penggarap lahan untuk menanam tanaman kopi disela tanaman sayur mayur. Walaupun sudah menanam kopi tapi petani sayur tidak tahu apa manfaat tanaman kopi sehingga bijinya dibiarkan sampai pada jatuh tidak dimanfaatkan. Bahkan banyak yang ditebang karena dianggap mengganggu. 

Dok. Pribadi

Lewat tangan dingin Syaeful Alka yang sadar bahwa kopi bisa menjadi komoditas ekonomi disamping sayur mayur. Lewat aktivitasnya dia mengenalkan kopi Dawuhan kepada para pendaki. Dia dekati petani sayur yang memiliki kopi untuk dimanfaatkan. Lewat usaha dan kerja keras bersama teman-temanya,  kini kopi Dawuhan sudah banyak dimanfaatkan sebagai komoditas ekonomi alternatif. Petani kini punya penghasilan sampingan dari kopi. Para pemuda memanfaatkan kopi Dawuhan sebagai usaha ekonomi kreatif. Lewat Sefkha Cafe mereka mengenalkan kopi Dawuhan kepada konsumen lewat kopi seduh dan serbuk.

Dok. Pribadi

Kini masyarakat sudah menikmati hasilnya, sekali panen sudah mencapai 2 ton biji kopi. Tentu ini sangat membantu, tanaman kopi yang dulu dipandang sebelah mata tapi sekarang sudah menjadi pendapatan kedua masyarakat. Dampak lain yang muncul adalah meningkatnya kunjungan ke Dukuh Kaliwadas, Dawuhan untuk melihat keindahan alamnya.

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline