Brebes sangat beruntung karena diberkahi wilayah dengan keanekaragaman nilai budaya dan tradisi. Dari situ Brebes memiliki seni, tradisi dan budaya yang berbeda, yang dipengaruhi dua kebudayaan besar Indonesian yaitu Jawa dan Sunda.
Salah satu eksistensi dan pelestarian tersebut berupa tradisi Upacara Ngasa. Ngasa yang dalam pelaksanaan sebagai sedekah gunung dilaksanakan di dua wilayah yaitu Ganndoang, Salem dan Jalawastu, Ciseureuh.
Pelestarian alam dan manfaatnyanya menjadi bagian tak terpisahkan dari Ngasa. Sehingga Ngasa sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kemendikbud tahun 2019.
Upacara Ngasa merupakan ritus adat yang memiliki nilai budaya dan syarat dengan filosofi dan nilai luhur alam. Ritual ini telah lama dilaksanakan sebagai kebudayaan masyarakat dikaki Gunung Sagara dan Gunung Kumbang. Hal tersebut bisa dilihat dari nukilan catatan perjalanan Bupati Brebes kala itu Kanjeng Arya Thandranegara I. Hal itu dilaksanakan pada tahun 1884 dalam melakukan tournee ke wilayah Gunung Sagara.
Dengan penetapan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kemendikbud, maka bisa dikatakan Upacara Ngasa milik masyarakat dan pemerintah Brebes.
Dari catatan sejarah yang ada kita mengerahui bahwa Ngasa digelar tidak hanya di Gandoang saja tetapi juga di Kurung Ciung Ciputih, Marenggeng Bantarkawung, Jalawastu dan Selagading Ciseureuh, Permana Jemasih dan Blandongan Banjarharjo.
Kekayaan budaya ini selanjutnya merupakan bagian dari Obyek Pemajuan Kebudayaan yang dicatatkan dalam Pokok-pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kabupaten Brebes 2018.
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI