Lihat ke Halaman Asli

Bang Auky

KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Berjalan-jalan Menyusuri Jejak Kota Lama Tegal (2) Water Leiding

Diperbarui: 3 Februari 2021   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Di sesi pertama kemarin kita sudah bahas bangunan yang sedang viral di Kota Tegal yaitu Gedung Birao atau SCS. Masih disekitar kawasan alun-alun ada bangunan yang menjulang tinggi yaitu Water Leiding yang dibangun pada tahun 1931. Bangunan setinggi 30 meter dengan luas bangunan 95 meter , lebar dan diameter 11 meter berdiri diatas tanah 4.058 meter persegi. Sungguh bangunan ini berstruktur unik sehingga menjadi perhatian orang yang melewati kawasan itu.

Politik etis atau politik balas budi yang terjadi di tahun 1917 yang dipelopori oleh Pieter Brooshooft (wartawan Koran De Locomotief) dan C.Th. van Deventer (politikus) berdampak juga di Kota Tegal. Politik Etis yang terdiri dari tiga kebijakan yaitu Irigasi, Imigrasi dan Edukasi. Berkaitan dengan kebijakan yang pertama yaitu Irigasi  dibangunlah sarana air bersih untuk kebutuhan masyarakat  oleh Tower Waterleideng beedrif of Province Midden pada tahun 1917.

Dok. Pribadi

Bangunan yang masih berdiri kokoh sampai saat ini pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1942-1945 berfungsi sebagai menara air dengan nama "Suwindo" yang artinya pipa air. Sedang dimasa pasca kemerdekaan dari tahun 1945 menjadi bagian dari perusahaan Saluran Air Minum (SAM) Pada tahun 1975 sampai sekarang berganti menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Bangunan tinggi yang mempunyai puncak dimanfaatkan oleh umat Islam untuk memasang sirine untuk penanda saat Imsyak dan buka puasa yang dimulai sejak tahun 1960 sampai sekarang.

Bangun berstruktur unik berbentuk bulat sangat pas untuk penampung air.  Bangunan lima lantai yang mempunyai jarak per lantai 6 meter.  Pada lantai 3 dan 4 terdapat tangga vertikal dengan panjang lorong sekitar enam belas meter.  Dibutuhkan kesabaran dan tenaga ekstra karena memang sempit dan bukan bangunan umum jadi terasa pengap.  Namun ketika sampai di lantai 5 yang merupakan puncak gedung udara mulai terasa.  Walaupun kondisi roof top tidak begitu terawat karena hanya diisi antena tv dan LED yang akan menyala pada malam hari. 

Sampai disini dulu perjalanan kita menyusuri Kota Tegal di Water Leiding. Kita bertemu lagi di tempat berbeda dalam perjalanan menyusuri Kota Lama Tegal. Tentu sebuah perjalanan g menyenangkan. 

(KBC-Kompasianer Brebes Jateng |)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline