Lihat ke Halaman Asli

Bang Auky

KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Berjalan-jalan Menyusuri Jejak Kota Lama Tegal (1)

Diperbarui: 3 Februari 2021   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Kota Tegal menyimpan banyak catatan sejarah dan saksi sejarah berupa bangunan tua bersejarah yang tersebar di beberapa sudut kota. Kota yang punya julukan sebagai Kota Bahari juga dikenal sebagai Kota Pelabuhan karena mempunyai pelabuhan alam sebagai lokasi distribusi pengiriman komoditi yang ada di Tegal dan sekitarnya seperti Gula, Kopi, Teh, Tekstil dan produk lainnya. 

Menyusuri jejak kota lama Tegal bisa kita mulai dari pusat kota dengan landmark Gedung Birao atau Semarang Cheriboon Stroomtram (SCS) yang masyarakat lokal menyebutnya "Lawang Satus". 

Dok. Evy Yuliarti

Bangunan berarsitektur Eropa yang dibangun pada masa pemerintahan Kolonial  Hindia Belanda , dibuat oleh arsitektur  Henry Maclaine Pont (1884-1971). Arsitektur kelahiran 21 Juni 1884  di Meester Coernelis, Jatinegara, Batavia yang juga  menantu Ir. J. Th Gerlings, direktur SCS.  

Bangunan berlantai empat  yang dirancang  tahun 1910 dan dibangun pada tahun 1913 sebagai Kantor Perusahaan kereta api Semarang Cheriboon Stroomtram (SCS) Matschappij, setelah perusahaannya membeli Stasiun Tegal pada 16 September 1895.  

Gedung Birao memiliki luas± 7.106 meter, berdiri diatas tanah seluas ± 11.000 meter dengan panjang bangunan ± 120 meter, lebar ± 42 meter dan tinggi ± 36 meter. 

Perusahaan transportasi ini  melayani trayek perjalanan kereta api dari Semarang hingga Cirebon melalui Pekalongan dan Tegal. Sekarang kita masih bisa menikmati trayek ini lewat kereta api Kaligung dan kereta api Tegal Bahari.

Dok.Tukangpulas

Gedung yang berdiri memanjang dari barat ke timur menghadap selatan menjadi saksi sejarah pergerakan masyarakat Tegal pada masa kemerdekaan di tahun 1945. Tepatnya pada tanggal 10 September 1945 menjadi tempat pengibaran bendera merah putih yang pada waktu itu dilarang. 

Saat pengibaran bendera merah putih dijaga ketat oleh pemuda M. Yunus dan rekan-rekan pekerja Pekerja Kereta Api dengan pengawalan ketat masyarakat Tegal dengan senjata alat pertanian dan senjata seadanya. Kisah heroik masyarakat Tegal diabadikan dengan pembangunan Tugu Pancasila Sakti (Panca Sakti).

Dok. Pribadi

Di era kemerdekaan pada tahun 1980 Gedung Birao ditempati oleh Universitas Panca Sakti (UPS) Tegal sebagai kampus II. Tidak semua lantai digunakan untuk ruang belajar mengajar tetapi hanya dua lantai  yang digunakan. Gedung lantai I digunakan untuk ruang administrasi kampus dan lantai II digunakan tempat perkuliahan dan praktikum mahasiswa.

Dimasa sekarang kawasan ini akan menjadi kawasan wisata heritage seperti halnya kawasan wisata heritage di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan kota lainnya. 

Revitalisasi yang dilakukan bukan untuk menggusur kepentingan masyarakat kecil tetapi mengembalikan fungsi kawasan tersebut sebagai kawasan hijau dan aktivitas masyarakat dengan tetap melestarikan bangunan sejarah yang ada sebagai identitas dari sebuah kota.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline