Lihat ke Halaman Asli

Bang Auky

KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Batik Salem, Semburat Warna dan Suara Alam yang Masih Butuh Bersolek

Diperbarui: 29 Januari 2021   10:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Ali Sofyan

Batik Salem menjadi iconik Batik Brebesan yang sudah ditetapkan sebagai Baju Adat Brebesan oleh Pemkab Brebes. Satu penghargaan untuk pembatik Batik Salem yang sudah diakui dan dilindungi eksistensinya oleh pemerintah daerah. Dengan segala keunikan, sejarah dan filosofi yang terlukis dalam mori menggambarkan bagaimana proses batik mengalir dalam selembar kain. Batik bukan hanya selembar cita tetapi ada pesan dan salam sebagaimana arti Salem yang berarti Salam untuk bersama-sama melestarikan batik khas Brebesan.

Dok. Ali Sofyan

Perjalanan panjang dari Wiradesa, Solo sampai Sokaraja yang dilakukan  tokoh seperti Sartumi, Amini, Suratmi, Sutarso, Rumidah, Warwin,Kuswi sampai pada keturunannya seperti  Pupung Rukaesih, Aan Darwati dan ratusan pembatik yang tersebar di Bentar dan Bentarsari. Perjalanan jalan kaki dari Salem menuju Wiradesa dengan membawa minyak kelapa untuk membeli kain mori dan malam. Sungguh berat perjuangan mereka untuk mengenalkan batik sebagai identitas Salem. Menjadi penjaga  peninggalan dan warisan yang diperjuangkan dulu lewat selembar kain bicara local genius, kearifan lokal dan identitas budaya. 

dok. Ali Sofyan

Perkembangan Batik Salem luar biasa banyak disukai dari masyarakat, pejabat sampai disaigner kondang papan atas. Hasil disaigner sudah dipergakan di beberapa kota di Indonesia seperti Semarang, Bandung, Bekasi, Jakarta dan Batam bahkan kota di manca negara seperti Singapore, Taipe, Hongkong dan Kuala Lumpur. Bahkan sudah dikenakan di ajang Miss Supranational , artis tahun 80-an Yessy Gusman  Triawan  Munaf dari Be Kraf waktu itu. Tentu ini menjadi kebanggaan sendiri buat Batik Salem apalagi ditambah penghargaan pemerintah daerah sebagai baju wajib di kalangan ASN Pemda Brebes. Namun potensi yang luar biasa masih terhambat pada SDM pembatik yang rata-rata sudah lolita atau lolos lima puluh tahun. Minimnya SDM perbatikan menjadi persoalan yang serius jika tidak diantisipasi dari sekarang seiring meningkatnya permintaan pasar tentang batik Salem. Begitu juga untuk motif dan canting yang digunakan untuk menangkap pasar generasi milenial agar batik Salem bisa diterima semua kalangan dari segala generasi.

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline