Setiap hari kita menjalani rutinitas yang hampir sama dimulai dari sarapan dan persiapan berangkat kerja, kuliah atau sekolah. Semua sudah tersedia dari sarapan di meja makan sampai pakaian yang sudah rapi licin sertikaan. Kita tinggal menikmati sarapan dan mengenakan baju untuk menjalankan rutinitas harian.
Tetapi apakah kita sadar, tangan siapa yang menyiapkan semua itu? Ya, tentu ibu atau istri kita yang menyiapkan sebagai tanggungjawab, kewajiban dan tanda cinta untuk keluarga. Dia bangun saat kita masih terlelap, rutinitas itu berjalan setiap hari, minggu, bulan dan tahun. Tanpa pernah mengeluh dia lakukan dengan segala kondisi. Lalu bagaimana kalau dia sakit dan tidak bisa menjalankan aktivitasnya?
Disaat ibu atau istri kita sakit, baru terasa betapa penting peranan dia dalam kehidupan kita walau sering tidak tampak. Ternyata kita bingung mau sarapan apa, biasanya sudah tersedia kini mengusahakan sendiri. Baju seragam tinggal biasanya tinggal pakai kini harus merapikan sendiri. Tetapi hasilnya kurang rapi, serapi pekerjaan ibu atau istri.
Seperti sekarang, saat istri sakit harus menggantikan peranan dia dalam mengurus rumah tangga walau tidak semuanya. Anak-anak membersihkan rumah seperti menyapu, mengepel dan mencuci piring. Aku sendiri bertugas memasak dan mencuci baju. Ternyata pekerjaan yang sering kita anggap remeh ternyata tidak semudah yang kita bayangkan.
Mencuci baju walau menggunakan mesin cuci, tetapi karena kita jarang atau tidak pernah melakukan ada kesalahan yang kita buat. Mulai dari kelebihan muatan, salah memutar setelan pokoknya ada saja kesalahan. Belum lagi pekerjaan lain seperti menyiapkan makan sampai yang lain. Ternyata pekerjaan rumah tangga walau kelihatan sepela ternyata berat, niat hati mau membantu alhasil istri masih turun tangan karena kesalahan yang kita lakukan.
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H