Generasi milineal sangat menyukai donat yang banyak tersedia di cafe atau pusat perbelanjaan. Kue bulat dengan bolong ditengahnya atau bulat rata banyak dibuat dengan topping aneka rasa dan warna menggugah selera. Bahkan donat francise dunia pun hadir di Indonesia.
Jauh sebelum donat marak jadi cemilan favorit teman minum kopi, kita telah mengenal donat lokal yang bernama "Jalabia".Makanan yang bentuknya sama persis dengan donat hanya bahan bakunya saja yang berbeda.
Kalau donat bahan bakunya tepung terigu dengan tambahan fermipan dan bahan-bahan lainnya. Tetapi kalau Jalabia berbahan tepung ketan dan kelapa. Tepung ketan diuleni dengan santan dan kelapa sampai kalis dan mudah dibentuk. Terus bentuk bulat-bulat, lobangi tengahnya sambil digoreng.
Setelah digoreng dan ditiriskan kalau Donat menggunakan toping gula halus, ceres, kacang atau yang lain, Jalabia menggunakan karamel putih yang dalam bahasa lokal Gula Bastak. Gula Bastak atau karamel terbuat dari gula batu atau gula putih yang dilarutkan dengan air dan direbus sampai kental. Lalu Jalabia dicemplungin sampai merata dan tertutup semua, tiriskan sampai kering.
Nah selesai sudah proses pembuatan Jalabia praktis dan mudah. Rasa gurih, manis dan kenyal didapat karena perpaduan tepung ketan, gula dan kelapa. Makanan ini hanya bisa kita jumpai di pasar tradisional.
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H