Lihat ke Halaman Asli

Bang Auky

KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Rahat Kenduri Seni Menutup Serangkaian Pagelaran Seni Virtual

Diperbarui: 16 November 2020   15:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Tangkapan layar Dinbudpar

Dinbudpar menyelenggarakan pagelaran seni tradisi secara virtual, dimulai dari tanggal 13 November 2020. Setiap pagelaran mempunyai tema dan ciri yang berbeda, sehingga menarik perhatian masyarakat. 

Dari hari pertama menampilkan barongsai, genjring akrobatik, sendratasik dan pagelaran musik. Hari kedua pagelaran wayang kulit dan ketiga Rahat Kenduri Seni. 

Dok. Pribadi

Penampilan perdana dibuka sajian gamelan santri yang menyuguhkan shalawat dan lagu tradisi. Digawangi nayaga anak-anak usia belasan tahun, namun kualitas musik terjaga dengan baik. Apalagi disajikan diatas Bukit Kupel, Taraban dengan pemandangan eksotik membuat sajian ini begitu indah dinikmati. 

Dok. Tangkapan fb Dinbudpar

Penampilan kedua tak kalah seru yang menampilkan cerita Kebo Winara dari Sanggar Elvista asuhan Elsya Ashanti. Kebo Winara yang diambil dari kejadian penemuan fosil di wilayah Bumiayu-Tonjong. Fosil Tomastodon dan fosil manusia purba yang berusia jutaan tahun sebelum masehi menjadi inti cerita. Apalagi disajikan seperti kabaret dengan kostum indah warna-warni. 

Dok. Tangkapan fb Dinbudpar

Teaterikal Puisi menjadi sajian yang unik dan menarik, bagaimana tidak? Puisi yang biasanya hanya dibacakan sambil berdiri kini dibaca sambil diberi visualisasi. 

Kolaborasi Mahbub Junaedi dan Jimmy menjadikan pembacaan puisi menjadi lebih teaterikal dan suguhan seruling. Intonasi suara yang berirama seiring serunai seruling dibawah hembusan angin bukit membuat kita takjub berkhitmat. 

Dok. Tangkapan fb Dinbudpar

Rasanya sangat pas motto Rahat Kenduri Seni, Membumi Bersama Seni. Kolaborasi yang indah antar talent, durasi yang pas sama sesi pergantian tema yang cantik. Kita seperti diaduk-aduk perasaannya, merinding dan berurai air mata. 

Bangga bahwasanya seni tradisi kalau dikemas serius akan menjadi suguhan epik. Kerjasama yang bagus antara Dinbudpar Brebes, pelaku seni, pemdes dan pengelola Bukit Kupel. Rasanya tak ingin beranjak kalau itu kegiatan seni virtual, salut dan bangga. 

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline