Selama ini masyarakat Brebes hanya mengenal Batik Salem dan Batik Mangrove atau yang lebih dikenal dengan sebutan Batik Brebesan. Kini muncul lagi batik ecoprint hasil inovasi Pokdarwis Pulau Cemara Sawojajar yang dikenal sebagai DTW berbasis lingkungan. Ecoprint sendiri berasal dari kata ekosistem (alam) dan printing yang berarti batik yang terbuat dari bahan-bahan alami.
Batik ecoprint dibuat dari bahan-bahan yang terdapat disekitar kita baik untuk kain atau pewarna. Bahan yang digunakan bisa berupa batang, ranting, bunga, daun, kulit maupun akar sehingga batik ecoprint sangat ramah lingkungan.
Namun tidak semua pohon bisa digunakan untuk bahan baku batik, hanya yang punya ciri-ciri tertentu saja yang bisa digunakan. Tumbuhan yang mempunyai ciri berbau menyengat, bila ditempel meninggalkan noda dan bila direndam dalam waktu tertentu berubah warna, itu bisa digunakan sebagai bahan batik ecoprint.
Demo pembuatan batik ecoprint yang dipimpin oleh ibu Siti Mualimah menarik perhatian Direktur Jasa Kelautan Ditjen PRL KKP, Mifrakhul Huda.
Dia sangat mensupport kegiatan ini untuk mendukung keperadaan DTW Pulau Cemara. Selain itu dibahas juga tentang rencana pengembangan wisata bahari dengan konsep edu eco tourism yang lebih mengarah wisata berbasis edukasi dan lingkungan agar tidak berkesan wisata hanya mengeksplore tanpa memperdulikan kelestarian alam. (KBC-54 | Kompasianer Brebes Jateng|)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H