New Normal Kepariwisataan disambut suka cita pelaku wisata, baik yang bergerak di DTW/Deswita, Hotel, Restoran, Biro Perjalanan Wisata, Pemandu Wisata sampai pelaku seni pengisi kegiatan pariwisata.
Berbagai usaha sudah dilakukan mulai dari sosialisasi sampai simulasi. Begitu juga webinar-webinar yang dilakukan semua mengingatkan protokol kesehatan tentang penanganan pengunjung dan tamu yang berkaitan dengan kepariwisataan.
Membuka kembali atau re-opening DTW saat pandemi tidaklah mudah, ada dua hal pokok yang harus dilakukan dan membutuhkan biaya besar. Yang pertama penutupan DTW yang sudah berlangsung empat bulan lebih pasti banyak fasilitas-fasilitas yang perlu diperbaiki atau diperbaharui.
Tracking yang terbuat dari kayu pasti ada beberapa yang lapuk, fasilitas permainan perlu diservice kembali demi keamanan, belum lagi fasilitas lain guna menarik pengunjung.
Yang kedua, protokol kesehatan penanganan covid-19 yang harus disediakan mulai dari hand sanitizer, termal skener, masker,tempat cuci tangan dan tenaga kesehatan serta keamanan.
Tentu membutuhkan biaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Biaya untuk perbaikan fasilitas dan biaya untuk memenuhi kebutuhan protokol kesehatan.
Jadi jangan terburu-buru untuk membuka DTW karena banyak yang harus dipenuhi. Tetapi jika semua sudah dipenuhi maka jangan pula berharap pengunjung akan membludak.
Memang sangat dilematis membuka DTW untuk saat ini, dibuka membutuhkan biaya yang besar tidak dibuka mereka membutuhkan pemasukan. Masyarakat sudah mulai jenuh dirumah pingin berwisata.
Kita semua berharap pandemi ini segera berlalu dan memulai hidup normal. Agar semua berjalan normal seperti semula, tetapi melihat situasi seperti ini kita harus berdamai.
Kehidupan tidak boleh berhenti harus tetap berjalan, kita harus bisa mensiasati agar dalam keterbatasan tetap bisa beraktivitas, prosedur penanganan tetap dijalankan agar wisata tidak menjadi klaster baru penyebaran covid-19.
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)