Lebaran hari ketiga masyarakat sudah menyerbu nasi ponggol, antrean memanjang tampak dari halaman rumah. Mereka menunggu antrian sambil ngobrol cerita tentang lebaran.
Pembeli diberi nomer antrian secara lisan seperti mau antri sembako. Riuh rendah suara pembeli ketika penjual membungkus nasi minta didahulukan, membuat bingung penjual dan ramai suasana pagi ini.
Mengapa nasi ponggol diserbu oleh masyarakat dimana rendang daging dan opor ayam lebaran? Jawaban beragam terlontar dari para pembeli ada yang mengatakan tidak bikin, bikin sedikit dan sudah habis, bosan dengan menu itu dan masih banyak jawaban-jawaban lain.
Ini lebaran ketiga sobat, tentu persedian makanan lebaran sudah menipis atau habis sama sekali Biasanya mereka cari yang praktis dan cepat karena sudah bosan menu makanan berat. Sehingga wajar mereka menyerbu warung ponggol.
Pasca lebaran masih banyak penjual nasi ponggol yang belum buka, sehingga warung yang buka diserbu pembeli, termasuk warung Wa Demah.
Jualan pasca lebaran lebih ramai dari hari biasa, ratusan kilogram, puluhan bungkus mie keriting dan tempe dihabiskan membuat dia kewalahan dalam memasak dan melayani pembeli.
Walau hanya nasi berlauk oblok-oblok tempe dan mie keriting, tetapi sangat dinikmati. Selama puasa dan lebaran kita dimanja dengan makanan-makanan yang berat, disaat kembali menikmati nasi Ponggol rasanya nikmat sek sekali. Nasi ponggol juga menjadi incaran para perantau yang kini kembali untuk menikmatinya selagi di kampung. (KBC54|Kompasianer Brebes Jateng|)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H