Tak terasa bulan ramadhan sudah berada disepuluh hari terakhir, yang artinya ramadhan akan segera berlalu. Banyak keistimewaan disepuluh hari terakhir ramadhan dari dibebaskan dari siksa api neraka sampai malam kemuliaan malam seribu bulan Lailatul Qodar. Sehingga banyak melaksanakan kegiatan di masjid mulai tadarus sampai itikaf.
Namun di sisi lain juga banyak godaan yang mengganggu aktivitas ibadah kita. Sebagai orang tua kita sudah direngekin anak-anak minta dibeliin baju baru, kebutuhan parcel untuk nyadran atau mikirin mudik yang merantau. Belum lagi kebutuhan-kebutuhan yang lain yang harus dipenuhi menjelang Lebaran.
Namun lebaran kali terasa berbeda tidak seperti tahun yang lalu. Pandemi covid-19 membuat suasana berbeda, pembatasan berkumpul, larangan mudik sampai kondisi ekonomi mempengaruhi keadaan ini. Pembabatasan pelaksanaan ibadah dari taraweh sampai shalat ied dirumah juga membuat suasana berbeda.
Tidak ada keramaian takbir keliling nantinya, tidak ada halal bil halal atau reuni. Silaturahmi diganti dengan aplikasi atau media sosial. Semuanya harus terjadi demi kebaikan kita bersama. Saatnya lebaran berkumpul bersama keluarga dengan kesederhanaan. Ketupat dan opor ayam masih ada tetapi mungkin tak mengenakan baju baru.
Lebaran tak lama lagi kita jalani, lebaran dengan suasana baru. Semoga nilai ibadah dan keimanan kita tidak tergerus. Pandemi ini akan memberikan pemahaman kepada kita untuk lebih dekat kepada Allah SWT. (KBC54|Kompasianer Brebes Jateng)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H