Berjualan keliling menjajakan makanan dari satu kantor ke kantor lainnya. Rujak urab, keraca, pisang rebus, ketela, ubi dan kerupuk. Tak pernah lelah dia bawa bakul dan tas jinjing walau berat bawaannya. Bagi dia masalah orang beli itu masalah rezeki yang terpenting sudah ikhtiar keluar rumah menjajakan dagangannya.
Rosida (55) ibu tujuh anak yang baru saja ditinggal suaminya sudah puluhan tahun berjualan rujak urab. Berbagai karakter pembeli dia sudah hafal, dan punya langganan disetiap instansi.
"Dari dulu sampai sekarang berjualan rujak urab seperti ini, paling ditambah keraca dan keong kalau pas musimnya,"katanya.
Keraca dan keong yang dia jajakan tidak seperti biasa kita makan, tapi menggunakan bumbu urab kelapa. Perpaduan bumbu yang pas dengan kelapa muda membuat keraca buatannya menjadi favorit para pelanggannya.
Dia yang selama ini berjualan untuk membantu ekonomi keluarga kini menjadi tulang punggung keluarga. Suaminya baru beberapa bulan meninggalkannya karena sakit. Kini dia harus menghidupi 4 anaknya yang masih sendiri sebagai tanggung jawabnya.
"Hidup seperti rujak urab ada lembayung, pare, jantung, tauge dan kembang turi. Kalau dimakan sendiri-sendiri tentu rasanya kurang enak. Tetapi ketika semuanya diaduk dan diberi bumbu kelapa akan nikmat sekali. Begitu juga kehidupan setiap manusia punya karakter masing-masing. Namun ketika berkumpul dan bersama akan ramai dan penuh warna, "tambahnya.
Dia menggambarkan diriya yang terkadang kurang direspon saat datang disuatu kantor, tetapi disatu kantor lainnya ditunggu. Itu sangat manusiawi namanya orang usaha, Insha Allah selalu ada rezeki dimanapun. Kalau anak-anak saya disuruh makan Allah memberikan kelarisan dagangannya. (KBC54|Kompasiana Brebes Jateng)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H