Lihat ke Halaman Asli

Bang Auky

KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Besaran Hijau, The Royal Heritage From Jatibarang, Brebes

Diperbarui: 29 Maret 2020   10:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pribadi

Taman Besaran Hijau di Kompleks Eks PG Jatibarang dulunya rumah administratur PG. Sejak tahun 2010 tidak ditempati lagi rumah dinas, dan dijadikan obyek wisata dengan nama Wisata Agro Besaran Hijau. Bangunan dengan ciri kamar besar,  halaman luas,  teras depan belakang menambah kesan mirip istana. Dikelilingi taman dan rel kereta api tebu fan kolam renang dibelakang,  membuat kita betah lama-lama disini. 

1. Sejarah PG Jatibarang.

Dok. Wiece Irianto

PG Jatibarang didirikan oleh NV Mij Tot Exploitate der Suiker Onderneming pada tahun 1842 oleh Pemerintah Hindia Belanda. Dan diikutkan dalam program Cultuur Stelsel. Kabupaten Brebes sendiri mempunyai  3 pabrik gula untuk mensuplai kebutuhan gula nasional, yaitu Kersana, Banjaratma dan Jatibarang. 

Namun setelah kemerdekaan ketiga pabrik gula diambil oleh pemerintah RI,  kedua pabrik gula yaitu Jatibarang dan Banjaratma dikelolaPTPN IX sedang PG Kersana di kelola PT.Rajawali. Namun berkurangnya lahan dan proses penurunan produksi, akhirnya PG Banjaratma di gabung di PG Jatibarang. Untuk mengairi areal perkebunan tebu sebagai bahan baku gula dibangunlah Waduk Penjalin di Winduaji, Paguyangan. 

Selain untuk mengairi areal perkebunan juga digunakan untuk kebutuhan pabrik.  Kini ketiga pabrik gula tersebut sudah berubah fungsi,  PG Banjaratma jadi Rest Area TIP 260B, PG Jatibarang jadi wisata agro dan museum gula sedang PG Kersana rencananya untuk pabrik alkes.

2. Bangunan yang terdapat di PG Jatibarang yang berfungsi sebagai penopang daya tarik wisata, antara lain.

Dok. Pribadi : Besaran Hijau

a.Rumah administratur Mbesaran yang berarti besar yang ditempati sejak Zaman Belanda sampai tahun 2009. Semua administratur atau direktur pabrik gula menempati rumah dinas ini, sedang untuk jabatan manager dsn staff ditempatkan di kompleks tangsi. Namun sejak tahun 2010 oleh administratur Ir. Djoko Wahjoediono Mbesaran sudah tidak digunakan lagi sebagai rumah dinas. Mengingat bangunannya besar dan luas dirasa tidak efisien lagi dengan kondisi sekarang. 

b. Stasiun Kereta Api

Dok. Pribadi : Remise

Kereta api sebagai moda transportasi yang digunakan pada saat itu,  maka wajar terdapat beberapa stasiun disini.  Stasiun-stasiun itu berfungsi sebagai garasi locomotif sesuai fungsi kereta.
-Remise atau stasiun kereta yang mempunyai 9 pintu atau ruang untuk menampung  lokomotif. Disain arsitektur reinance menjadikan Remise mempunyai arsitektur termegah didunia hanya dan hanya  ada di Indonesia dan Afrika Selatan. Didepan stasiun Remise terdapat putaran untuk memutar loko.
-Stasiun Tengah , tempat pemrosesan dari nira mentah menjadi kental.
-Stasiun Putaran, tempat untuk proses pengkristalan.
-Stasiun Besar, yaitu untuk maintenance atau perbaikan suku cadang.
-Stasiun Ketelan, yaitu proses pemanasan api menjadi uap untuk penggerak mesin.
-Stasiun Listrik , yaitu untuk instalasi listrik

c. Kompleks Tangsi

Dok. Intim t

Kompleks perumahan staff pabrik gula terdapat disebelah selatan Jalan Raya Jatibarang - Slawi.  Puluhan rumah masih dihuni dan terawat rapi. Rumah berarsitek Belanda membawa kita kenuansa zaman kolonial.  Banyak dimanfaatkan fotografer maupun pengunjung untuk pemotretan. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline