Pedagang lesehan malam mengalami kelesuan dan penurunan omzet, sejak merebaknya pandemi covid-19.
Pedagang-pedagang yang mangkal di alun-alun, pinggir jalan, taman kota, depan pasar dan pusat keramaian hampir 50% penurunan omzetnya. Pemberlakuan social distancing berimbas pada usaha mereka, karena jarang yang keluar rumah.
Pedagang pecel ayam Lamongan, roti bakar, nasi goreng dan angkringan merasakan dampak yang sama. Penyebab pertama yang muncul musim penghujan yang hampir setiap malam turun hujan. Pas memasuki bulan Maret ditambah lagi wabah corona, semakin menambah sepi saja. Hujan dan corona membuat usaha mereka sepi.
Usaha yang mengalami kelesuan selain warung tenda yaitu coffe shop. Tempat nongkrong yang selalu ramai, kini terasa sepi.
Musik yang biasanya mengalun sepanjang malam, kini maksimal pukul 23.00 harus berhenti karena ada imbauan dari aparat.
Pangsa pasar yang mayoritas anak muda dengan segala atributnya, kini terhadang aturan kebijakan. Keramaian malam dibatasi, berkumpul dengan mengundang banyak orang dilarang, jika himbauan ini dilanggar maka aparat penegak hukum tak segan turun tangan.
Dibutuhkan kesabaran untuk jangka waktu tertentu, kita tidak tahu sampai kapan akan berakhir. Perlu kerjasama yang bagus untuk menanggulangi bencana ini.
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H