Jika sekilas kita melihat pakaian dan dandanannya, kita akan mengira ini dari Papua. Apalagi ditambah peralatan seperti parang dan tombak bertambah keyakinan kita itu dari Papua. Ya, memang itu tari Digul sebuah wilayah di belantara Papua sana, tapi jangan salah Tari Digul juga ada Brebes tepatnya di Tonjong dan Galuh Timur.
Tari Digul berkembang dan familiar di Tonjong sebagai tarian selamat datang. Tarian ini juga mengisi kegiatan tingkat kabupaten seperti Karnaval Kabupaten, Hari Jadi Kabupaten dan Pekan Olah Raga dan Seni Wilayah Perbatasan (Porsenitas).
Bagi masyarakat Tonjong, Tari atau Seni Digul adalah kesenian khas daerahnya, karena hanya ada disini. Mereka sudah akrab dengan kesenian sejak kecil, karena sejak jaman kakek nenek mereka kecil, kesenian ini sudah ada. Bahkan Digul sudah sangat iconic dengan Tonjong.
Sejarah mencatat, bahwa pasca perang kemerdekaan ada sebagian warga Tonjong merantau ke Papua tepatnya di Digul. Mereka bertahun-tahun bekerja disana dan membaur dengan masyarakat setempat. Hubungan yang harmonis antar keduanya menghasilkan transfer kesenian dan kebudayaan. Setelah warga perantau kembali ke Tonjong, mereka mengembangkan tarian Digul. Mereka mengembangkan tarian ini sebagai ungkapan terima kasih sudah diterima dengan baik seperti keluarga dan sebagai obat pelipur rindu pada tanah Papua.
Kini Tari Digul sudah menjadi bagian dari masyarakat Tonjong dan mewarnai kesenian Brebes. Kesenian ini sekarang dikembangkan juga di daerah Galuh Timur untuk melengkapi destinasi wisata Kampoeng Poerba. Sebuah destinasi wisata fosil purba yang ditemukan di aliran sungai Glagah yang berumur 2.5 juta tahun SM .(KBC-54|Kompasianer Brebes)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H