Lihat ke Halaman Asli

Bang Auky

KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Restocking, Upaya Mengembalikan Ekosistem Akuatik

Diperbarui: 17 Maret 2020   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi : Gogoh Ikan

Buat kita generasi 90 an pasti akrab dengan alam,  main di sawah,  mandi di sungai atau mencari buah-buahan di pinggir hutan. Namun di antara kesenangan yang dilakukan,  hal yang favorit dilakukan adalah main di sungai desa, walau sekedar mandi atau mancing. 

Tentu kita kenal dengan istilah-istilah seperti Gogoh,  Njala,  Tawu atau Ngobat. Istilah itu adalah menangkap ikan di sungai,  baik yang dilakukan sendiri atau beramai-ramai.  Jenis ikan yang didapat biasanya sepat,  wader, sembilang,  pelak,  kutuk dan ikan lokal lainnya. 

Dok. Pribadi

Semakin kesini jenis-jenis ikan susah kita dapatkan. Banyak penyebab mengapa ikan-ikan tersebut jarang dijumpai lagi, karena rusaknya ekosistem sungai. Ngobat atau mencari ikan dengan pestisida atau dinamit, air sungai yang terkontaminasi pestisida bawang merah dan limbah rumah tangga. 

Salah satu cara untuk memperbaiki ekosistem sungai adalah mengembalikan fungsi sungai. Selanjutnya pola hidup sehat dengan tidak membuang sampah atau BAB di sungai.  

Dan yang paling akhir adalah restocking benih ikan yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan alam,  mengembalikan fungsi dan peran perairan umum sebagai ekosistem akuatik yang seimbang.  

Fungsi lain dari Restocking meningkatkan stock populasi ikan di perairan umum, meningkatkan produksi,  melestarikan keanekaragaman sumberdaya ikan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. 

Dengan terjaganya ekosistem sungai, masyarakat sadar akan keberadaan ikan yang hidup diperairan bebas.  Keberadaan ikan akan memberikan manfaat baik untuk ekosistem maupun ekonomi dan perbaikan gizi masyarakat. (KBC-54|Kompasianer Brebes) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline