Pada masanya jenis transportasi ini menjadi idola masyarakat, baik di perkotaan dan pedesaan. Kendaraan roda tiga yang dikayuh dari belakang menjadi transportasi andalan ibu rumah tangga dan anak sekolah. Bahkan sebuah lagu dengan tema tamasya naik becak sangat akrab di telinga kita.
Cerita indah tentangmu kini tergerus oleh munculnya moda transportasi online. Perlahan dan pasti becak mulai tersingkir dan makin terpinggir, orang makin enjoy dengan moda transportasi online yang tersedia kapan saja.
Becak susah dicari, hanya sebatas dipagi dan siang hari di sekitar pasar. Menunggu penumpang berjam-jam bahkan sering tak memperoleh penumpang. Hanya becak yang punya langganan pedagang atau anak sekolah.
"Sekarang cari uang susah, apalagi kalau hanya mengandalkan dari narik becak. Kebutuhan hidup terus berjalan, pendapatan berkurang, maka kalau kebutuhan keluarga tidak terpenuhi, " kata Supri (35) tukang becak asal Slatri.
Untuk mensiasati kebutuhan hidupnya mereka merangkap menjadi kuli panggul di pasar atau toko bangunan. Bahkan mulai ada beberapa becak yang dimodifikasi menjadi becak motor (Bentor) ,baik untuk mengangkut penumpang atau berjualan.
"Hidup harus dinikmati sepahit apapun, dulu becak sempat berjaya, karena kemajuan zaman becak harus tersingkir. Tetapi masalah rezeki itu urusan Allah, disyukuri saja, "tambahnya. (KBC-54|Kompasianer-Brebes)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H