Lihat ke Halaman Asli

Bang Aswi

Blogger Bandung | Kompasianer Bandung

Bus Bandros, Ikon Bandung di Parade KAA

Diperbarui: 3 Juli 2019   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14303847671469315543

Kang Emil dan beberapa undangan menaiki Bus Bandros saat Parade KAA (Foto dari simomot.wordpress.com)

Dari kecil, sosok itu suka sekali dengan jajanan pasar yang bernama pukis. Ia tinggal berjalan ke arah pasar yang tepat di samping terusan Kali Ancol--depan SDN 01 Pagi Tg. Priok--dan membelinya di salah satu pedagang sayur. Cara makannya adalah dengan membagi dua secara simetris, satu di sebelah kiri dan satunya lagi di sebelah kanan. Nikmaaat sekali. Di kemudian hari ia pun diperkenalkan dengan bandros, jajanan pasar yang cara masaknya menggunakan alat yang sejenis tetapi berbeda bahan bakunya. Alat cetaknya berbentuk setengah lingkaran dan berjejer rapi. Dulu ia begitu suka dengan yang manis, kini lebih suka yang asin. Inilah makanan khas Jawa Barat yang dibuat dari campuran tepung beras, kelapa parut, dan santan. Kalau mau dicoba, kue ini sangat cocok disajikan dengan teh manis atau kopi. Yummy!

Sekarang, apalagi di Bandung, bandros tidak lagi dikenal sebagai jajanan pasar atau kue. Ini semua gara-gara kreativitas Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung, yang mengadakan sayembara melalui media sosial tentang pemberian nama sebuah bus pariwisata. Sosok itu sendiri turut serta tetapi kalah. Pemenangnya adalah Erry Pamungkas yang memberi bus bertingkat dua itu dengan nama BANDROS yang sebenarnya adalah kependekan dari Bandung Tour on Bus dan diresmikan pada 31 Desember 2013--bertepatan dengan malam tahun baru 2014--oleh Kang Emil. Nah, pada saat Asian African Carnival 2015 kemarin (25/4/2015) Bus Bandros ini menjadi pemeran utama. Yup, Bus Bandros adalah Ikon Bandung di Parade KAA.

Bus Bandros (Sumber: YourBandung)

Bus Bandros (Sumber: YourBandung)

Kang Emil menaiki Bus Bandros warna merah saat memulai Parade, dan di belakangnya sudah ada 3 bus lainnya. Tentu yang bisa menaikinya adalah para delegasi dan undangan terpilih. Sayang sekali pas adegan ini sosok itu tidak dapat mengabadikannya karena masih tertahan di tempat lain. Sebagai penampakan biar tidak terlalu penasaran silakan lihat di bawah ini. Setelah keempat Bus Bandros yang berwarna-warni melewatinya, barulah parade dimulai dengan amat semarak. Warga berkumpul dan berjubel di sisi trotoar. Pada beberapa titik, pagar besi terpaksa diletakkan sebagai pembatas. Warga yang antusias ingin menyaksikan pun meluber sampai ke jembatan penyeberangan di dekat Jl. Cikapundung Barat, begitu juga di sekitar panggung yang ada di seberang Alun-alun Bandung, termasuk di lapangan rumput sintetisnya.

14303853291091247713

#BloggerBDG yang siap-siap naik Bandros!

Bus Bandros kemudian berhenti rapi di sebelum dan setelah panggung, tepat di depan Gedung BRI maupun Gedung Waskita. Kang Emil lalu berjalan ke arah halte bus dan duduk di sana. Sosok itu sendiri dan beberapa travel blogger undangan berkesempatan dapat menaiki Bandros--termasuk para jurnalis--sebagai tempat untuk mengabadikan semuanya. Bangga. Itu hari pertama. Hari kedua atau pada hari Minggu (26/4/2015) kembali 5 (lima) #BloggerBDG dan para travel blogger dilayani untuk dapat menaiki BANDROS merah yang pernah dinaiki oleh Kang Emil. Meski ada acara Parade of Nations di CFD Dago yang memang dipusatkan di sana, para blogger ini diminta untuk memantau Kota Bandung dari atas Bandros, khususnya jalan-jalan yang sudah dijadikan ajang keramaian hari sebelumnya.

1430385100523070871

Bus Bandros sedang melewati Jl. Asia Afrika yang sepi pasca #AAC2015 dan di sebelahnya adalah Simpang Lima yang telah berganti wajah karena Tugu Dasasila-nya dipindahkan ke Cikapundung Timur

JANGAN LENGAH DI ATAS BANDROS

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline