Lihat ke Halaman Asli

Ardi Bagus Prasetyo

Praktisi Pendidikan

Benarkah Guru Senantiasa Menjadi Korban Kebijakan?

Diperbarui: 17 Oktober 2022   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

banjarmasin.tribunnews.com

Jika kita berbicara di Indonesia saja, profesi guru sama halnya dengan profesi lain pada umumnya. Para guru memiliki hak yang setara untuk hidup layak dan sejahtera. Berlindung di balik istilah "guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa" merupakan suatu hal yang tak masuk akal. 

Mengapa dikatakan demikian, karena pada dasarnya semua profesi dan pekerjaan yang telah dilakukan dengan rasa ikhlas serta ketulusan akan lebih baik dihargai dan diberikan suatu penghargaan yang pantas. 

Penghargaan tersebut pada hakikatnya akan berguna bagi pelaku profesi alias guru itu sendiri demi menunjang kesejahteraan dan memotivasi agar dapat lebih kompeten dan profesional di masa depan.

Namun, yang menjadi masalah saat ini. Pemberian kesejahteraan yang didapatkan oleh guru di Indonesia bukannya merata. Melainkan hanya dinikmati oleh mereka yang memiliki statuis Aparatur Sipil Negara (ASN) dan para guru yang berada di ruang lingkup sekolah swasta. 

Sementara untuk guru honorer negeri baik yang berada di sekolah perkotaan, maupun sekolah terpencil, hanya mendapatkan penghasilan yang justru kurang. Alhasil, banyak guru di berbagai sekolah di Indonesia yang terkendala persoalan gaji justru harus mencari penghasilan tambahan guna menunjang biaya kehidupan sembari berharap-harap cemas akan masa depannya di kemudian hari. 

Mengacu pada data yang dirilis oleh databoksjumlah guru di Indonesia berdasarkan statistik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hingga awal tahun 2022. 

Tercatat jumlah guru dan tenaga kependidikan (GTK) mencapai angka 3.357.935 orang. Jumlah tersebut menjadi yang terbesar dengan rincian jumlah guru menyentuh angka 2.906.239 orang. 

Lebih lanjut, data dari Kemendikbud juga menyatakan bahwa mayoritas guru di sekolah merupakan generasi milenial yang berada di rentang usia 30 hingga 39 tahun, yaitu sebanyak 851.316 orang. Angka ini setara dengan 29,29% dari 2.906.239 guru di Indonesia.

Tak cukup sampai di situ, jumlah persebaran guru justru didominasi oleh mereka yang mendekati masa pensiun. Yakni sebanyak 793.780 guru berusia 50-59 tahun atau 27,31% dari total guru Indonesia. 

Dengan paparan data di atas, kita dapat memetakan secara kasar bahwa dari 270 juta orang jumlah penduduk di Indonesia, ada hampir tiga juta orang yang mau tidak mau harus siap mengajar di berbagai wilayah di Indonesia dengan perbandingan 1 guru/920 orang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline