Lihat ke Halaman Asli

Ratna Sarumpaet Gagal Jadi Marsinah

Diperbarui: 24 Oktober 2018   13:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ratna Sarumpaet mengaku dipukuli dan diinjak, oleh sebagian orang itu dipercaya. Ternyata kemudian oleh Ratna itu diakui adalah bohong, oleh sebagian orang itu dipuji sebagai bentuk kejujuran.

Apakah Ratna Sarumpaet Jujur? Mari kita bercerita tanpa baper dan tanpa keberpihakan karena pilihan politik.

Ketika pertama kali muncul berita Ratna Sarumpaet mengalami penganiayaan, respon dari pemikiran saya adalah mungkin saja itu terjadi karena persoalan pribadi atau persoalan perdata.

Selanjutnya, ketika melihat ada photo wajah lebam sementara kejadiannya lebih dari seminggu yang lalu, saya bertanya "apa bekas pemukulan lebih dari seminggu seperti itu?"

Pada saat muncul berita bahwa pemukulan itu terkait politik, saya sangat tidak percaya. Saya tidak percaya karena yang terpikir adalah Ratna Sarumpaet tokoh terkenal yang suka mengkritik penguasa.Tidak mungkin cara-cara amatir dilakukan terhadap tokoh sekaliber Ratna.

Saya membandingkan apa yang menimpa Ratna Sarumpaet dengan   kejadian para pengkritik lainnya. Seperti, Marsinah dan Udin alias Fuad Muhammad Syafruddin yang meninggal di zaman Rezim Orde Baru serta Munir yang meninggal di Zaman Reformasi.

Menurut otak saya, tidak mungkin penguasa atau pemerintah atau pihak yang dikritik Ratna Sarumpaet melakukan penganiayaan seperti cara-cara Orde Baru karena saat ini kepedulian terhadap HAM sangat tinggi, rekayasa kejahatan sangat sulit dilakukan dan peralatan untuk pengungkapan kejahatan sangat canggih.

Kalau penguasa ingin membungkam atau menghabisi Ratna Sarumpaet maka cara yang dipilih adalah lebih halus dari cara menghabisi Munir. Karena keberanian Ratna Sarumpaet levelnya sama dengan Munir bahkan mungkin lebih. Luhut Binsar Panjaitan, seorang Jenderal dan Menko saja dilawan! itu menurut otak saya.

Bahkan saya juga berpikir, kalau persoalan pribadi pun maka saya yakin Ratna tidak akan dikasari seperti itu tetapi mungkin seperti kasus Kopi Sianida, atau mungkin seperti yang menimpa Putri Diana.

Pemikiran-pemikiran itu yang membuat saya meragukan bahkan cenderung tidak percaya bahwa Ratna Sarumpaet dianiaya penguasa.

Oleh karenanya, saya terus memplototi media online untuk mengikuti perkembangan berita tentang itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline