Lihat ke Halaman Asli

Band

TERVERIFIKASI

Let There Be Love

Setiap Desember

Diperbarui: 6 Desember 2024   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto a couple Sumber: pixabay.com

Kita sudah cukup! Dan kita akan menikah!
Aku mendengar tanpa menyimak.

Kami berada di dalam sebuah kafe familiar, dan aku sudah sering merasa bahwa aku selalu terkurung bila duduk di sini.
Andre, lelakiku itu menunggu, tapi aku membiarkan kepalaku melamun.

Raisa! Bukankah ini sudah berkali? Johan melepaskan tatapnya ke parasku. Sedang aku membuang mataku ke gambar jendela berwarna langit.
Sudah ku ceritakan padamu tentang lampu hijau! Jawabku gabut.

Itu sudah bulan Mei lalu! Dan kau masih bergeming! Balas Andre.
Aku ingin pernikahan, sebuah pertemuan! Kataku lirih.
Kau tak juga mendapatkannya? Tanya lelaki ganteng itu.
Kepalaku menggeleng, dan rambutku bergerai. aku selalau berlaku begitu, melambatkan gerak rambut lurusku buat mengurangi rasa terkurungku.

Sampai bila, Raisa? Andre mendesak lagi. Malah membikin paru-paruku terasa tertutup.
Kami berdua sudah menghabiskan masa lekat ini ada barangkali empat setengah tahun, dan separuh tahun berjalan ini,  Andre mau mengambil cahayanya dengan menikah dengan ku.

Kenapa aku mau dengan Andre? Karena ketika aku bertemu dengan kedua matanya aku melihat perkawinan. 

Pada pertemuan pertama kala itu, aku mau menikahinya. Namun seiring waktu kami berkasihan, aku menyrurut, aku seperti tergantung tanpa temali.Kemana pertemuan pertamaku yang dahulu itu?
Dan aku kadang menangisinya serasa aku menderita sebuah penjara.

Baiklah Raisa, aku akan menanti Mei di depan! Andre berbicara lirih, seakan kepada dirinya sendiri.
Sekarang Desember Andre, satu hari Minggu sudah terlalui, menyisakan 3 lagi hari Minggu penantian kedatangan! Jawabku merona ke ujung tahun.

Ya. Aku coba menggapainya di hijau Mei mendatang, Raisa! Sambutnya.
Andre mengambil tanganku dan kami melangkah maju menuju pintu, melangkah meninggalkan rumah kafe tempat pertama bertemu.

Tiba di paving kafe kami berhenti seperti kebiasaan.
Apakah kau akan kesana? Tanya Andre lembut.
Aku mengangguk dan kami berpendar. Andre ke utara dan aku ke timur. Kami berpisahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline