Australia bermain standar, didomnasi pertahanan blok rendah dengan bola panjang, juga keahlian yang konon terkenal bagi skuad Australia ini, mereka adalah ahlinya bola mati, terlebih mereka punya pemain tiang listrik Harry Souttar.
Tapi secara keseluruhan Tim Socceroos ini tidak istimewa bahkan sedikit membosankan khususnya untuk lintasan benua Asia.
Australia bisa bermain double pivot 4-2-3-1 seperti berlaga melawan India, atau formasi 4-3-3 dengan playmaker keren Aiden O'Neill seorang gelandang yang main di Standard Liege atau subtitusinya oleh Keanu Baccus.
Melawan Garuda sore ini, pasukan seragam golden green ini pasti akan menyerang mengingat gengsi mereka karena berada di peringkat 25 harus melawan anak bawang berperingkat enam kalinya yaitu 146.
Apakah Aussie akan memakai formasi 4-3-3 atau lainnya? Mungkin saja, silakan saja tanyakan sendiri kepada pelatihnya, Graham Arnold.
Tergantung moodnya juga barangkali, jika dia sedikit jerih ke Skuad Muda Garuda, mungkin Australia melakukan kesetimbangan tim pada gelandang jangkar O'Neill.
Dia sebagai playmaker rendah yang mendistribusikan serangan dengan opsi dan dimensi yang memiliki kecakupan, sekaligus untuk menahan serangan balik awal.
Tapi ojo kuwatir, Australia memang memainkan sepakbola barat tapi pada level yang sederhana.
Di sisi lain Indonesia bermain skill bola pendek satu sentuhan dengan variasi speed sayap meskipun baru kelas Asia Tenggara, tapi ini bisa menjadi pertandingan menarik dari dua negara tetangga yang dekat tapi terasa jauh, yang kebalikan dari LDR, jauh tapi terasa dekat.
Tim kanguru juga punya handycap dalam menghadapi lawan yang turun begitu rendah, Australia sulit berkembang, karena mereka juga rendah dengan permainan bola kepemilikan.