Pertama kali mendengar pak Luhut Binsar menetapkan harga tiket masuk (HTM) Candi Borobudur naik dari 50 ribu menjadi 750 ribu, saya langsung ngegas. Tapi ketika saya cermati ucapannya saat itu ongkos yang naik adalah ongkos untuk menaiki candi Borobudur, jadi ada kata naik. Seterusnya saya enggak nginjek gas lagi 1-2 jam kemudian, karena lebih berpikir komprehensif.
Banyak faktor yang terlintas jika saya berpikir dan meresapi Borobudur; faktor agama di Temple of Budha, faktor keinginantahuan budaya, faktor piknik jalan-jalan, faktor selfi, faktor gengsi sama sodara/tetangga, faktor pengisi liburan, faktor flexing, bisnis, sampai faktor teknis.
Dari segala unsur di atas mungkin sudah saatnya muaranya disatukan untuk keberlangsungan atau eksistensi sejarah budaya dan teknologi ancient (kuno).
Satu-satunya legacy yang berbinar dari kebesaran masa silam adalah dipandang dari sudut sains dan teknologi, knowledge dan skill, maka candi ini memang sudah menuntun dirinya sendiri untuk jangan di buat overload dan juga friction-friction dari beban bergerak yang ditanggungnya.
Dibangun tahun 760-825 AD, dari kubus-kubus batu berukuran 25x10x15cm berjumlah 2 juta keping, dengan luas bangunan 123x123 m2 dan tinggi 42 m, dengan total 9 platform, terdiri dari 6 platform bawah berbentuk segi delapan dan 3 platform atas berbentuk melingkar dengan satu stupa besar di titik tertingginya.
Dilengkapi oleh panel relief sebanyak 2672 detil dari mitologi Budhism. Ditambah lagi 504 patung Buda berbobot 145-225 kg dan berbagai size berikut stupanya. Dari berbagai info berat total Candi Borobudur itu mendekati 3,5 juta Ton.
Saya bukanlah seorang civil engineer yang bisa menghitung daya dukung tanah dan enggak adanya pemakaian tiang pancang di zaman ancient, atau segala macamnya, tetapi dari teknologi ratusan tahun lalu tentunya ini sesuatu masterpiece.
Bagaimana memperiapkan fondasi untuk struktur seberat itu, belum lagi dengan struktur luas dan tinggi, tentu tidak mudah untuk mendapat keseimbangan beban tanah yang merata.
Seiring penjelasan pak Luhut Binsar bahwa Candi Borobudur mengalami penurunan, ini saya pikir masalah serius. Bisa dibayangkan jika bangunan rumah kita turun, bisa bikin panik.