Pada leg pertama semifinal Kampiun EUFA minggu lalu Villarreal tidak menawarkan apa-apa di lapangan Anfield, hanya 1 sepakan tepat sasaran yang selebihnya adalah pertahanan 8 atau 9 batu bata kuning tembok belakang. Sementara Liverpool, raksasa Merseyside menyerang tanpa henti dengan memulangkan kapal selam 2 kosong ke tanah mereka rumput Ceramica.
Kini pelatih Yellow Submarine Unai Emery berusaha menegakkan benang kembali seperti yang dilakukan kepada Juventus dan Bayern di tanah mereka. Misi ini adalah mission impossible, karena menghitung keunggulan 2 digit adalah sebuah matematika rusak untuk menghempaskan Tim Klopp yang sedang di atas api merah.
Kapal selam mesti menyelam lebih dalam sekaligus ngegas pol, dan itu memang berat kawan, melaju di kedalaman ekstrim untuk mengaburkan dua pilar belakang Livs, van Dijk dan Konate
Penyerang Villarreal asal Netherland Arnaut Danjuma mesti bergerak nyaman tanpa terbebani sebagai pengumpan, pak Unai mesti memadukan dengan winger Chukwuese yang diam-diam selalu menakutkan pertahanan tim-tim besar.
Tim Pak Unai di belakang juga adalah orang-orang kalem yang susah dilewati oleh jingkatan Salah-Mane kecuali bola-bola kebetulan dan pemanfaatan kenisbian offside yang menjemukan.
Dari refleksi tanding kemarin, hanya itu yang bisa dilakukan oleh Tim Klopp mengumpan untung-untungan dan menyerobot garis offside yang notabene pekerjaan serangan spekulatif. Villarreal sendiri tidak memainkan pertahanan batu ala grendel cattenaccio, pertahanan delapan dari 4-4-2 Villarreal adalah pertahanan penuh perhitungan, mengalir tenang seperti kapal selam.
Villarreal hanya perlu menambahkan tautan 4 tengah mereka lebih berani meninggalkan 4 belakang untuk menciptakan keunggulan jumlah dengan 6v5 di separuh pitch zone Liverpool.
Mengingat Liverpool sejatinya mengalami krisis gelandang bertahan semenjak Fabinho cedera dan anjlok performancenya, subtitusi oleh Rhys William atau Joe Gomes tidak lantas membuat tengah belakang The Reds stabil, kenyataannya mereka sering goyah saat mempertahankan serangan saat melewati garis tepat di depan 4 bek mereka.
Unai Umery mesti jeli memanfaatkan waktu reorganisasi Liverpool yang kerap memunculkan banyak lubang terutama di tengah. kelambanan bek kokoh Virgil van Dijk dan duetnya Joel matip atau Konate, memang sedikit pincang. Beberapa kali mereka melakukan latest down, yaitu menjatuhkan lawan saat ketinggalan langkah.
Terus terang Liverpool tidak hebat di separuh lapangan belakang mereka, tetapi Liverpool terkenal dengan serangan matriks 4, yaitu 2 wingers (Salah-Mane) dan 2 fullbacks (Trent Alex dan Robertson) yang dihitung secara matematis oleh Jurgen Klopp.