Tim Malaysia adalah yang paling plek ketiplek dengan Timnas Indonesia, dari style bermain dan budaya, Indonesia dan Malaysia adalah kakak-beradik. Malaysia boleh memanggil Indonesia Aa'.
Tetapi dengan klub Asean yang lain mereka berbeda, contohnya dengan kesebelasan Vietnam, awal 2000-an Vietnam mungkin semerek dengan Kambodia dan Laos. Namun sekarang jauh berbeda. Vietnam telah berhasil keluar dari gaya bermain Asia Tenggara.
Sejak 2007 diletakkan fondasi bahwa Prajurit Naga Emas ini telah ditunjuk menjadi spot Arsenal dan juga Manchester United dalam akademi bola sepaknya. Tangan flying Ryan Giggs juga menjadi tonggak kebangkitan talenta pemuda bola sepak Vietnam.
Bisa disaksikan saat kemarin pada laga grup mahot B di kompetisi Asean Football Federation (AFF) 2020, permainan tim Vietnam berhasil menaklukkan tim Malaysia dengan skor 3-0. Kasat mata bahwa Vietnam bermain dengan gaya asia internasional dan telah meninggalkan southeastnya.
Dengan bek tengah yang teguh Que Ngoc Hai sebagai kapten, juga satu lagi murid emas pelatih Park yaitu gelandang serang Nguyen Quang Hai (No.19) yang merupakan talenta terhebat yang pernah muncul di tanah Viet ini ,yang konon sekarang sudah rame bayang-bayang kepindahannya ke J-League atau kancah Eropa.
Bergaya Ajax 70-an, Vietnam membentuk format 3-4-3, ini adalah tim dengan serbuan edan yang bisa mengerahkan total hingga penyerang 8 pemain sekaligus. Dengan pertahanan batu yang diisi 3 bek (dedicated defender), ditambah dua gelandang sayap yang siap turun, akan merubah formasi bertahan ke 5-2-3.
Dari beberapa variasi formasi 3-4-3, format ini dimainkan Vietnam dengan variasi pemain sayap. Di sini si anak emas, Nguyen Quang Hai, bermain masuk ke dalam dan memainkan second striker dengan Nguyen Cong Phuong (10) sebagai striker utama. Bisa para penikmat bola AsTeng saksikan lewat kejadian gol pertama dan kedua mereka.
Quang Hai tiba-tiba hadir di posisi sembilan palsu menyambut cut back, lalu penyepak kidal ini langsung menggoyang jala Malaysia. Demikian pula halnya dengan gol kedua, Quang Hai berlari cepat meliuk membawa bola di depan dan mengoper backheel ke striker Cong Phuong (10) di belakangnya, yang menyepak keras ke gawang Malaysia.
Jadi, ancaman Nguyen Quang Hai ini bukan isapan jempol, sebagai pemain sayap atau gelandang berbakat yang bisa berperan sebagai agen ganda (double agent) seperti agen kosong-kosong tujuh.
Sesekali memang dalam mempertahankan ruang tengah, Vietnam memainkan gelandang lebar masuk ke tengah untuk membentuk berlian yang susah dilewati, tapi ruang terbuka di sayap kanan Vietnam kerap kedodoran. Gelandang sayap Vu (17) dan gelandang tengah, Tuan (11), menjadi bertumpuk.