Pagi ini Meong gendut datang rada dini. Biasanya kucing perempuan berwarna kuning ini, saban pagi jam enam selalu menggerut direndah kayu jendela kamar tidurku, tanda aku enggak boleh lupa akan sarapannya, atau dia tanpa belas kasihan semakin keras mengeratkan kukunya. Gret ! Greet! Greet..! berulang ulang.
"Selamat pagi, Ndut!" aku melongok dari celah atas jendela.
"Meong.. Meooong..Miieeooong.." dia menjawab seneng dengan ekor mengibas, selamat pagi, mungkin maksudnya. Bulu kuning pucatnya berombak ombak saking lebatnya.
"Bulumu seberti babut. Kamu dah mandi?" aku menggoda.
"Meoouung.." dia berbunyi, kepala segitiganya mantuk mantuk. Mungkin mau bilang sudah mandi.
"Okey, sabar ya. Kan kuambilkan peda dulu" kuberingsut keruang dapur.
"Miiung.." mungkin dia komplen, yaah, peda lagi.
"Brisik!" kuteriak dari pintu dapur
Kulempar sekerat ikan gereh kekaki depannya, dia melompat memundurkan body gemuknya, hidung lucunya merunduk, mencumbui ikan tergolek.
"Meng.. meng..?" kepala tunduknya bergeleng, mungkin maksudnya, tuh kan ikan asin lagi?
"Makan!" kataku tegas