Lazar terbujur lemah. Hb darahnya terjun bebas ke angka empat, margin kritis lazimnya proten didarah lelaki.
Aku heboh ikut menyorong brankasnya dari ruang rawat masuk ICU. Lazar kolaps. Aku bergetar, kedua telapak tanganku dingin. Melepas pintu buram ICU tertutup.
Menyimak analisa darahnya, nyaliku ciut, garam alkali darah yang rendah dan kretinin tinggi, mengindikasikan kerusakan ginjal, meskipun dokter belum pula menerangkan. Aku cemas.
Suater muncul dari balik ruang ICU, mengisyaratkan transfusi darah disegerakan, untuk menggenjot hemoglobin.
"Bapak siapa?"
"Saya adiknya, suster"
"Golongan darah?"
"O"
"Okeh. Bapak mohon konsul kebagian lab untuk donor ya"
"Adik saya macam mana, sus?"
"Ini sedang tindakan transfusi. Bapak cepet kesana, ya? Nanti kembali lagi kemari "