Oleh Vijayakumar Tangarasan, Country Head Regus Malaysia, Indonesia dan Brunei
Setiap perusahaan besar dulunya merupakan perusahaan kecil dan berkembang. Berdasarkan survei terbaru yang dirilis oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), UKM di Indonesia berkontribusi setidaknya 98,73% dari total perusahaan di Indonesia.
Kontribusi UKM juga dapat dilihat dari persentase produk domestik bruto (GDP) nasional, yang berkontribusi hingga 57,6%, dengan pertumbuhan rata-rata 6,7% setiap tahun.
Data di atas telah menunjukkan bahwa UKM di Indonesia telah berkontribusi dengan baik dan siap untuk mendorong sektor ekonomi Indonesia.
Siklus hidup UKM
Siklus hidup khas UKM dimulai hanya dengan beberapa karyawan, di mana pengusaha akan sangat terlibat dalam setiap aspek dalam menjalankan bisnis sehari-hari, mulai dari mengejar sumber klien yang berpotensi hingga melakukan perjalanan di waktu yang tidak diduga.
Mengembangkan bisnis pada tahap ini berkaitan dengan meningkatkan basis klien sambil menjaga kepuasan pelanggan yang ada.
Ini berarti memeriksa tingkat kepuasan mereka secara rutin dan terus memantau perjalanan mereka, menggunakan alat seperti Google Analytics untuk mencari tahu apa yang dapat dilakukan dengan lebih baik.
Setelah perusahaan tentunya memiliki basis klien yang solid (dan arus keuangan yang layak), saatnya untuk mengambil tim kecil tersebut untuk menangani beban kerja yang lebih berat dan memasukkan kesenjangan dalam pengetahuan atau keterampilan.
Namun, dengan lebih banyak orang berarti lebih banyak ruang yang diperlukan - dan di sinilah biaya tambahan mulai diperlukan.
Fleksibilitas adalah aset terbesar Anda