Dalam sidang perdana di Mahkamah Konstitusi, Prabowo secara emosional mengatakan bahwa kejadian dia mendapat suara yang nol persen pada suatu daerah hanya dialami jika negara ini adalah Negara fasis. Artinya menurut Prabowo, pemerintahan SBY adalah pemerintahan yang fasis dan Prabowo mungkin lupa bahwa pemerintah saat ini partainya berpihak pada Prabowo. Jika perpihak pada dirinya saja dia masih kalah bagaimana jika pemerintah bersikap netral.
Kekalahan dalam pilpres ini memang membuat Prabowo gelap mata. Menyalahkan Quick Count, KPU, dan Bawaslu setelah kalah dalam real count hanya dilakukan oleh orang yang labil jiwanya. Jika Prabowo memenangkan pilpres ini mungkin kekawatiran bahwa dia akan berlaku tirani sangat mungkin terjadi. Keinginan yang harus selalu dituruti dan emosi yang tidak terkendali adalah cikal bakal sifat pemimpin yang akan berlaku tirani. Apalagi dalam pemerintahan saat ini oknum-oknumnya adalah pendukung Prabowo jadi pemerintah saat ini yang dituding fasis oleh Prabowo akan kembali berkuasa melalui Prabowo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H