Lihat ke Halaman Asli

Benarkah Tidak Ada Pemilu di Korea Utara?

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertanyaan menarik ini untuk menanggapi pernyataan seorang dekan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Padjajaran Arry Bainus. Arry Bainus mengeluarkan pernyataan bahwa di Korea Utara tidak ada pemilu karena menanggapi klaim Prabowo Subianto bahwa Pilpres lebih buruk mutunya dibanding pemilu di Korea Utara. Pilpres tahun 2014 ini diklaim buruk oleh Prabowo Subianto karena dia memperoleh nol suara di ratusan TPS  tanpa menyebutkan di TPS mana. Menurut Prabowo pemilu di Korea Utara lebih baik karena setidaknya menghasilkan 98,7% suara buat presiden terpilih tidak 100%. Sedangkan di Indonesia, dia yang didukung oleh 7 partai besar yang memperoleh persentase 60% suara legislative dia memperoleh 0%. Prabowo bahkan menuduh pemilu ini hanya pantas terjadi di Negara Fasis, Totaliter dan komunis.

Ternyata Korea Utara baru saja mengadakan pemilu di tahun 2014 ini. Tetapi berbeda dengan pemilu yang ada di Indonesia dimana memilih beberapa nama orang sebagai pemimpin maka di Korea Utara hanya berisikan tulisan “Kim Jong Un” (sumber: kompas.com). Dan uniknya pemilihan ini sifatnya wajib bagi seluruh rakyat Korea Utara sehingga tidak ada golput. Oleh karena itu tidaklah heran jika Kim Jong Un mendapat suara 100% bukan 98,7% seperti disebutkan oleh Prabowo. Hal inilah yang mungkin dianggap bukan sebagai pemilu yang demokratis oleh Dekan FISIP UNPAD. Hal ini perlu diketahui karena sebagian pendukung Prabowo menganggap apa yang diungkapkan oleh Dekan FISIP UNPAD tadi adalah kebodohan karena ternyata ada pemilu di Korea Utara. Jadi memang ada pemilu di Korea Utara tetapi tidak demokratis karena hanya sandiwara saja. Jadi dengan mengatakan bahwa mutu pemilu kita lebih jelek daripada pemilu di Korea Utara itu sama saja omong kosong!

Bagi pendukung Prabowo, ada kesalahan kecil yang diungkapkan oleh orang lain terlepas itu pendukung Jokowi atau bukan dalam mengomentari kesalahan Prabowo maka akan jadi bahan bully oleh mereka. Prabowo bagi pendukungnya adalah titisan Allah seperti pengakuan Ibu Nurcahaya Tandang dalam sebuah video yang dapat dilihat di Youtube ini (http://www.youtube.com/watch?v=DsCS1hMwW_k). Diakui bahwa banyak kalangan intelektual menjadi pendukung setia Prabowo dan celakanya intelektualitas mereka seakan tertutupi oleh keyakinan mereka bahwa tidak ada yang jelek di Prabowo. Mereka tidak lagi dapat berpikir logis bahwa saat ini Prabowo tengah berusaha memecah belah bangsa ini agar ambisinya menjadi presiden RI terlaksana.

Salam lima jari “PANCASILA”!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline