[caption id="attachment_92321" align="alignleft" width="300" caption="koleksi pribadi"][/caption] Seringkali kita gagap menjadi pemandu lapangan. Dan tidaks emua orang bisa menjadi pendamping lapangan yang baik. Bahkan menghadapi orang saja dalam sebuah pertemuan takut, ragu tidak percaya diri. Bagi pemandu lapangan pemula akan lebih baik bisa belajar apa yang saya tulis di bawah ini. Berangkat dari pengalaman penulis, banyak orang tidak mampu mkenjadi fasilitator apaaratur, masyarakat secra umumj secara urut dan bisa diikuti oleh masyarakat awam karena persoalan bahasa dan kurangtnya jam terbang bersama masyarakat. Swebagai upaya untuk menjadi fasilitator yang baik akan banyak belajar untuk mendengarkan, menguasai ketrampilan memfasilitatsi, belajar untuk membangun impaty, belajr untuk berbagi dengan ketulusan, dan belajr untuk saling meyakinkan atas apa yang dilakukan itu akan bermanfaat di masa mendatang. Nah peran itu adalah peran memfasilitasi, mewakili, peran edukasi dan peran teknis yang harus selalu kita lakukan. Praktek untuk mengorganisir kelompok masyarakat tentu bukan hal yang mudah. Sebagai orang luar sering kali kita dianggap serba tahu, walaupun kita bisa memanfaatkan kemampuan masyarakat dan masyarakat yang menjawabnya. Tugas kita sebagai pendamping atau fasilitator adlah membantu juga merumuskan dan memberikan pertimbangan teknis dan non teknis bagi masyarakat di mana kita mendampingi masyarakat atau komunitas apapun. Berikut peran yang harus dijalankan agar pembangunan komunitas itu sukses. Peran Fasilitasi: 1. Peran Fasilitasi Menggerakkan Peran imenggerakkan kelompok masyarakat adalah mendorong memobilisasi keterlibatan setiap individu yang tergabung dalam warga komunitas untuk ikut bergabung dan terlibat aktif sejak perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi hasil pelaksanaannya serta menikmati hasil-hasil pembangunan. Contoh: menggerakkan komunitas miskin perkotaan dalam pengelolaaan sampah di kawasan kumuh seperti di Klender Jakarta Timur melalui program MHT Dinas Permukiman dan Pertamanan. Keterlibatan untuk menggerakkan oleh fasilitator dari luar dan kader yang diciptakan melalui program bisa berlanjut dengan baik. 2. Peran Fasilitasi Dukungan Dukungan untuk memberikan kepercayaan setiap anggota komunitas bahwa dorongan moral dan kepercayaan masyarakat untuk berperan serta sangat mempengaruhi keberhasilan program yang dijalankan bersama masyarakat. Contoh: membangun kepercayaan masyarakat miskin kota melalui pelatihan, simulasi, advokasi akan hak-hak untuk hidup dan memperoleh permukiman atau rumah yang layak huni di kawasan yang tidak kumuh. Karena ada dukungan fasilitasi oleh pendamping akan meningkatkan kemauan masyarakat untuk melakukan dan menuntut hak yang sama bagi warga kota lainnya sesuai kapasitas individu dan kelompok yang telah dibangunnya 3. Peran Fasilitasi Pengantaraan Peran untuk memberikan pengantaraan sesuai kapasitas pelaku di dalam komunitas untuk membangun melaui kemampuan dan sumberdaya yang melingkupinya menjadi penting. Kehadiran untuk menjadi perantara atau jembatan aspirasi atas kebijakan pemerintah dan aspirasi komunitas untuk mencapai peningkatan kesejahteraan warga komunitas sangat penting. Contoh, bagaimana komunitas warga miskin kota memperoleh berbagai akses layanan pemerintah secara transparan dan akuntabel terkait dengan pembagian beras miskin, akses jaminan kesehatan warga miskin, akses kependudukan yang mudah, akses sanitasi yang lancar, dan akses permukiman yang tidak kumuh dll. 4. Peran Fasilitasi Pencapaian Mufakat. Peran fasilitasi untuk mendorong terciptanya kondisi mufakat dalam pengambilan keputusan sebuah program dan kegiatan yang sesuai kebutuhan warga komunitas menjadi penting. Titik krusial yang terjadi seringkali dominasi tokoh dalam komunitas tinggi, sehingga partisipasi pengambilan keputusan kurang adil atau kurang merata. Kondisi ini jika dibiarkan akan menghambat kemajuan kegiatan. Akibatnya kemajuan dan rasa memiliki atas keputusan tidak tercipta. Contoh: Fasilitasi banyaknya kepentingan anggota dalam perolehan layanan jaminan kesehatan masyarakat bagi warga miskin kota, maka tugas fasilitasi untuk melakukan musyawarah mufakat dengan pertemuan warga komunitas secara adil diputuskan seluruh warga berdasarkan ukuran dan indicator yang telah disepakati dan sesuai control antar warga masyarakat agar tidak terjadi keputusan yang tidak mufakat atau tidak adil. Peran Fasilitasi Pendidikan: 1. Peran membangun kesadaran Persoalan yang sering muncul dalam pembangunan komunitas adalah munculnya inisiatif dan kesadaran masyarakat dalam keterlibatan secara terus menerus dalam kegiatan. Untuk itu tugas fasilitasi yang dilakukan adalah mendorong terciptanya inisiatif warga dan kemauan akan hak dan kewajiban utnuk partisipasi membangun secara bersama-sama. Melalui strategi yang dijalankan dengan melakukan kunjungan rumah, pertemuan kelompok maupun sosialisasi atas program yang akan dijalankan bersama secara terus menerus dan ketulusan, membangun impati secara baik dengan cepat merespon kebutuhan dan keluhan warga masyarakat. Contoh: bagaimana membangun kesadaran warga miskin kota untuk mau terlibat menjaga lingkungan sehat. Maka dengan kunjungan rumah, pertemuan dan sosialisasi pentingnya sehat bagi setiap warga komunitas sekalipun hidup di kawasan kumuh perlu dilakukan. Baik melalui pencetakan kader kesehatan maupun melalui tokoh masyarakat yang ada. 2. Peran Mengorganisasikan Pengorganisasian masyarakat seringkali masih sebatas kepentingan proyek dengan tidak melihat kepentingan keberlanjutan program dan kebutuhan akan organisasi itu sendiri. Sehingga seringkali masih bersifat mekanis bukan tumbuh dari kebutuhan dan kebersamaan anggota warga masyarakat. Untuk itu diperlukan pengorganisasian secara cultural dan mendasarkan kelompok yang telah ada . Pengorganisasi bisa dilakukan melalui pertemuan dan sosialisasi awal program untuk menyatukan persepsi dan kesamaan pandang dalam pengorganisasian seluruh potensi baik secara individu, kelompok maupun sumberdaya yang melingkupi untuk diberdayakan. Contoh: pengorganisasi masyarkat warga miskin kota di kawasan kumuh Pasar baru misalnya sangat rentan dan penuh konflik kepentingan sehingga menyulitkan fasilitator. Namun dengan pemahaman dan dibangun kesadaran dan persepsi awal akan kebutuhan dan pentingnya kegiatan bisa terorganisir rapi sehingga kegiatan bisa berjalan. 3. Melatih Ketrampilan Banyak potensi dan keahlian yang belum terorganisir ditingkat komuntas yang seringkali lepas dari menguatnya ketrampilan yang harus dikembangkan oleh masyarakat. Persoalan implementasi program pemerintah bersifat mekanistik yang kurang memperhatikan proses ketrampilan alih pengetahuan. Untuk mendorong optimalisasi ketrampilan masyarakat perlu dilakukan berbagai fasilitasi dari mulai fasilitasi training program, administrasi, pengorganisasian kelompok, pengorganisasian pelaksanaan kegiatan, sampai membuat laporan dan informasi. Contoh: melatih komunitas warga miskin tentang pengelolaan sampah seperti di lakukan program MHT di Jakarta Timur adalah contoh bagaimana alih pengetahuan bisa dikuasai oleh masyarakat sehingga menjadi percontohan pengolahan limbah rumah tangga secara lebih baik. 4. Memberikan Informasi Banyak persoalan pembangunan amuncul akibat masyarakat tidak memperoleh informasi lengkap sehingga terjadi distorsi informasi yang mengakibatkan rendahnya partisipasi dalam pembangunan. Memfasilitasi untuk menguasai informasi program secara lengkap oleh pendamping menjadi faktor penting dalam membangun komunitas.Apalagi diawal proses akan dimulai atau pada melakukan penjajagan kebutuhan bersama masyarakat. Dengan informasi yang lengkap dan benar ke seluruh elaku akan membantu kualiitas kegiatan dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Contoh: Melakukan sosialisasi program kepada warga miskin kota tentang akses layanan kesehatan agar kesehatan lingkungan sehat melalui pertemuan kelompok seperti yang dilakukan oleh Dinas kesehatan di Indonesia. 5. Menggugah Keberanian Persoalan yang ada dalam proses pembangunan komunitas dihadapkan sulitnya anggota kelompok untuk bersikap dan menyatakan atau menolak program yang memang tidak menjadi prioritas kebutuhannya. Tugas untuk membangkitkan keberanian warga melalui advokasi untuk bisa menyatakan kehendaknya sangat diperlukan. Contoh: Fasilitasi warga miskin kota tentang keberanian menuntut hak-hak permukiman yang layak huni dan murah. Peran fasilitasi Mewakili: 1. Membela kepentingan Persoalan yang ada seringkali banyak kepentingan komunitas ditunggangi oleh kepentingan sesat oleh penguasa sehingga komunitas atau kelompok hanya sebagai alat politik atau mobilisasi masyarakat. Upaya keberpihakan kepada kelompok masyarakat melalui komitmen kepentingan anggota warga komunitas dalam mencapai tujuan kesejahteraan yang diperlukan. Contoh: mendampingi untuk memperjuangkan pentingnya kawasan sehat di permukiman kumuh perkotaan melalui kebijakan pemerintah kota. 2. Membuat jejaring Kekuatan jaringan antar komunitas seringkali dikesampingkan dalam proses pembangunan akibat lemahnya interaksi antar pelaku pembangunan. Untuk itu penciptaan jejaring memalui fasilitasi forum-forum pelaku dan jejaring lintas kelompok masyarakat akan menjadi kekuatan bagi pemenuhan nuilai-nilai perjuangan atau perlawanan ketidak adilan dalam proses pembangunan oleh pemerintah, swasta atau oleh masyarakat sendiri. Sehingga kelompok atau komunitas bisa mewakili atas aspirasi masyarakatnya secara trransparan dan bisa dipertanggungjawabkan. Contoh: fasilitasi jejaring terkait forum lintas pelaku kota, jejaring NGO, jejaring pedagang asongan dll. 3. Hubungan masyarakat. Peran corong masyarakat atau perpanjangan dan pengartikulasian hubungan masyarakat kepada pihak lain menjadi peniting. Kedudukannya untuk membangun eksistensi dan kehadiran komunitas itu bisa diakui di tengah masyarakat secara mandiri. Contoh. Keberhasilan program kelompok untuk dikomunikasikan ke public bisa difasilitasi melalui berbagai media cetak, elektronik atau jejaring sosial. Peran Fasilitasi Teknis: 1. Riset Fasilitasi riset sangat membantu dalam menemukan, menguasai sebuah temuan bersama masyarakat atau komunitas yang telah melakukan proses pembangunan. Melakukan fasilitasi uji coba, merumuskan ulang, mempraktekkan dan menyebarkan hasil uji coba berulang ulang akan memberikan penghargaan dan pengakuan akan ilmu pengetahuan maasyarakat. Contoh: Temuan pupuk organic melalui EM 4 seperti dilakukan oleh kelompok tani di Karanggede Boyolali desa Ngijo oleh Pak Mangun adalah contoh keberhasilan sebuah riset bersama fasilitator LSM LPTP Solo dan kelo0mpok tani tentang teknologi pengembangan pupuk organic. 2. Data Analisis Bagaimanapun untuk merumuskan permasalahan dan berbagai potensi yang ada di masyarakat diperlukan formulasi dan analisis komprehensip yang bisa dan mudah dipahami masyarakat. Dengan pengumpulan data lengkap bersama masyarakat akan membantu dan membiasakan masyarakat untuk teliti dan menyimpulkan secara mandiri akan temuan dan kebutuhan yang terjadi dimasyarakatnya. Contoh: Praktek membuat pupuk organik di atas adalah diperlukan data analisis yang berualang-ulang sehingag terjadi pupuk yang bagus bagi tanaman. 3. Komunikasi Teknik untuk membangun komunikasi akan hasil -hasil program kepada masyarakat lain diperlukan ekahlian. Untuk itu komunitas dikenalkan tehnik mengartikulasikan proses pembangunannya ke public melalui forum-forum formal, desiminasi, seminar dll. Contoh: Komunitas yang berhasil secara nasional dilakukan seminar untuk presentasi hasil karyanya di depan public seperti gelar nasional pemberdayaan masyarakat oleh Menkokesra RI. 4. Administrasi Persoalan pelaksanaan program bagi komunitas adalah tertib administrasi yang rendah. Akibatnya sulit dipertanggungjawabkan secara baik secara administrative baik administrasi keuangan dan administrasi kelompoknya. Untuk itu fasilitasi ketrampilan administrasi kelompok maupun program sangat penting. Contoh: pelatihan administrasi bagi lembaga keswadayaan desa melalui program simpan pinjam atau refolfing fund bagi masyarakat miskin kota. 5. Manajemen Tugas fasilitasi manajemen ko0munitas agar bisa mengelola komunitasnya secara organisasi yang mandiri sangat diperlukan. Agar keberlanjutan komunitas yang ada maka fasilitasi manajemen melalui praktek kepemimpinan, pelatihan keorganisasian dan penyusunan aturan yang ada menjadi penting untuk penyiapan kemandirian komunitas dalam membangun. Contoh: Praktek mengelola anggota komunitasnya secara benar oleh keberfungsian pengurus dengan diformulasikan dalam aturan yang berlaku dan disepakati bersama anggota warga komunitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H