Lihat ke Halaman Asli

Dwilogi Padang Bulan Andrea Hirata - Berharap Mendapatkan Bacaan yang Bersemangat Malah Jadi Membosankan

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_209672" align="alignnone" width="150" caption="cover depan dan belakang"][/caption] Melihat nama Andrea Hirata terpampang besar pada sebuah buku berjudul Padang Bulan, membuat pandangan mata saya teralih dari deretan tumpukan buku-buku baru di sebuah toko buku besar terkemuka. Reflek tangan saya meraih buku berwarna jingga tersebut, dan saat akan membaca referensi di cover belakang, uupss….surprise…saya menemukan sampul yang berbeda dengan judul yang berbeda..ooohhh ternyata buku tebal ini adalah 2 buku yang di jadikan satu, kreatif juga..heheheeee… Mengingat nama kondang Andrea Hirata dengan buku fenomenal Tetralogi Laskar Pelangi, buku baru ini sangat menjanjikan bacaan yang memikat dan membunuh waktu senggang saya beberapa hari kedepan, ditambahlagi dengan inovasi 2 in 1 yang baru kali ini saya temukan, benar-benar membuat saya tergerak untuk membeli. Buku sudah di genggaman, dan d rumahpun dengan tak berlama-lama saya buka dan membuka halama secara acak untuk sekedar menemukan sedikit tulisan yang tertangkap mata..hhhmmm rupanya isinya masih mengenai 'ikal' padahal berharap tokoh baru muncul di sini…ternyata ada juga 'enong' perempuan perkasa yang sangat berminat dengan bahasa inggris…penasaran…tapi di simpan dulu,cari waktu lengang. Beberapa hari kemudian, saya sudah menghabiskan 1/2 buku pertama, dan mulai jenuh…hhhmmm ada apa ini..?? Kenapa jenuh?? Ternyata isi yang saya temukan tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan…mungkin saya terlalu ber ekspetasi tinggi dengan tulisan Andrea Hirataa. Tetralogi Laskar Pelangi mampu membuat saya melek berjam-jam dengan senyum di kulum saat membaca, tapi yang saya temukan di buku baru ini…ada siy beberapa humor khas melayu yang lucu dan itu khas andrea hirata, tapi yang jadi sangat mengganggu adalah tokoh 'Ikal' yang jadi menjengkelkan….dan baru baca beberapa bab saja mata sudah sayu, dan akhirnya hingga sekarang (sudah 2 minggu di beli dan sudah di baca beberapa kali) buku tersebut belum kunjung tamat, progress tiap membaca hanya beberapa halaman saja, karena menjemukan. Padahal buku2 sebelumnya hanya punya umur beberapa hari langsung khatam dan bergabung dengan kumpulan buku di rak bukuku yang makin sumpek. Ikal adalah tokoh dengan reputasi semangat yang luar biasa yang saya temukan di Tetralogi Laskar pelangi, tak ada kata menyerah, setia kawan. Tapi apa yang terjadi di buku ini, ikal hanyalah seorang yang putus asa oleh cinta…mabuk cinta…..hanya aling dan aling saja…membuat saya rada sebal. Ternyata benarlah hikayat 'laila Majnun' yang membuat orang cerdas bisa menjadi bodoh dan gila karena cinta… Yaaa saya sangat kecewa…padahal lebih baik andrea hirata bikin tokoh baru tanpa mengikutkan ikal di buku barunya. Bila memang tokoh utamanya enong ya sudah, bikin aja jadi tokoh baru….sehingga tidak merusak memori baik yang ada di kepala. *hanya sekedar penilaian dan opini pribadi setelah membaca buku ini, tidak bermaksud menjelek2kan karya besar seorang penulis ternama*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline