Lihat ke Halaman Asli

Sahabat Lama, dan Jalan Berliku Bernama Pilkada DKI

Diperbarui: 3 November 2016   09:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber photo: Metromerauke.com

Hujan di ujung senja yang mengisahkan banyak cerita terpendam dua sahabar karib yang sejak lama tak pernah bersua, betapa gembiranya hati saya sore itu saat menerima telpon dari kawan lama ajak ketemuan. Saya pun langsung bergegas menuju ke tempat janjian, dalam perjalanan saat berada dalam anggkot terpikirkan banyak hal yang kira-kira harus di obrolkan dengan kawan satu ini.

Kebetulan kawan ini sebut saja namanya Verry lagi dalam penyelesaian akhir S3-nya di Institut Pertanian Bogor (IPB), Verry memang terlihat cerdas sejak saya mengenal dan bergaul dengannya. Dengan umur yang masih sangat relatif mudah kurang lebih 27 tahun tinggal selangkah lagi akan menyelesaikan study-nya itu luar biasa baki saya.

Pertemuan itu sungguh sangat mengembirakan bagi kami berdua, bayak cerita pun mewarnai pertemuan kami. Sebagai orang yang tidak terlalu memperdulikan urusan study saya pun memanfaatkan pertemuan itu dengan lebih banyak bertanya dan mendengar, ketimbang aktif sebagai pembicara. Verry pun menjelaskan banyak hal yang kira-kira baru itu saya dengar, sebut saja soal Idiologi Anarkisme baik secara teoritis mapun prakteknya.

Atau teori soal ruang dan waktu dalam perspektif fisika quantum, menyikapi beberapa kasus yang belakan ini terjadi seperti Kanjeng Dimas yang fenomenal itu. saya hanya bisa terkagum-kagum mendegar penjelasan-nya, yang luar biasa itu sebagai calon Doktoral muda dan terbilang enegik ini sesuatu banget. Setelah bebrapa jam berlalu dalam pertemuan kami, Verry justru merubah tema pembicaraan terkait keluarga. Kebutulan saya sudah berkeluar dan di anugrahi Satu anak laki-laki, dan baru berumur 9 bulan.

Dengan senyum khasnya “Apa kabar istri dan anak mu?”

Jawab saya “Alhamdulilah sehat mereka.”

“Aku sebenarnya sudah kepengen juga menika, yah tapi kau tau sendiri situasi ku” ujar Verry

Sambil senyum saya “kalau sudah pengen harus di segerakan, kok kamu jadi ragu?”

Jawab Verry “kalau ragu sih tidak, ini hanya soal kesipan mental ku yang belum.”

Kami berdua pun langsung merubah kembali tema pembicaraan, karena terlihat kaku itu. Dengan tema lain yang lebih membuat Verry bergairah tiba-tiba saja Verry melontarkan sebuah pertanyaan ke saya.

“Kau ikuti ngk soal info Aksi 4 November, yang menuntut Ahok harus di hukum?”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline