Lihat ke Halaman Asli

"Tunggu, ya, Tuhan !"

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ampuni aku, Ya Tuhan.!

Hari itu, tanggal 11 Juni 2010, tepat jam 12.00, dia memberikan sebuah nasehat yang membuat jiwa dan raga ini luluh dan jatuh berserakan diatas lantai Masjid Kampus UGM. Kurang lebih 20 menit, untaian kata, sambungan kalimat dan makna dari nasihat itu memposisikan diriku ini lebih hina dari binatang. Iya, aku - telah dengan begitu berani dan lancangnya memerintah-MU, Ya, Tuhan. selama 28 tahun hidupku, aku telah menduakan engkau dengan yang lain - dengan berbagai alasan; AKU MALU MENYEBUTKAN !!.

Tunggu, ya. Tuhan. itulah kata yang paling sering aku ucapkan - baik dalam pikiran, tindakan, maupun ucapan -  ketika engkau mengundangku untuk bercerita tentang segala macam urusanku. Aku yang seharusnya menunggu-MU, bahkan berani menyuruh-MU, menunggu, bukan hanya 1 detik tetapi sampai engkau hendak memanggilku untuk kedua kalinya. Terkadang dengan sombongnya akupun berani mengatakan "nanti digabungkan saja pertemuan pertama dan kedua kita". Ampuni aku, Tuhan.

Sadarlah wahai manusia, kenapa kita sering mendapatkan musibah dibanding anugerah secara langsung ?. Menurut ustad Yusuf Mansur " karena kita selalu memerintah Tuhan, dengan berkata "tunggu, ya !" begitu kita diundang untuk rapat mengenai masa depan kita.

mari shalat juma bagi muslim dan muslimah!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline