Lihat ke Halaman Asli

Bambang Setyawan

TERVERIFIKASI

Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Mengenal Santri Lomo yang Suka Berbagi Sayuran

Diperbarui: 19 Oktober 2021   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paket berisi beragam sayuran yang siap didistribusikan (Foto: Bamset)

Santri Lomo yang bermarkas di kaki Gunung Telomoyo, tepatnya di Dusun Tanggulangin, Desa Pandean, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang selama dua tahun belakangan getol membagikan sayuran ke berbagai kota di Jawa Tengah. Terkait hal tersebut, saya berupaya menelusurinya agar bisa  mengenal lebih jauh tentang aktifitas sosial petani itu. Berikut penelusurannya  untuk Indonesia.

Nama Santri Lomo akhir- akhir ini cukup terkenal di Kota Salatiga, Surakarta, Kabupaten Semarang hingga Kota Magelang, pasalnya kendati membawa embel- embel nama santri, namun, pergerakan mereka lebih fokus kepada kepedulian sosial terhadap situasi pandemi Covid-19. Nyaris saban Jumat, mereka membagikan beragam sayuran secara langsung di berbagai lokasi.

" Santri Lomo sebenarnya merupakan komunitas yang terdiri atas 25 petani , dalam bahasa Jawa 25 disebut loro limo (dua lima) dan dibentuk tahun 2013 silam," kata Sarbini, yang dipercaya menjadi Ketua Satri Lomo sejak awal berdiri.

Sarbini Ketua Santri Lomo selaku insiator berbagi (Foto: Bamset)

Awal berdirinya, lanjut Sarbini, Santri Lomo hanya bergerak di lingkungan dusun setempat, yakni menyediakan bolo pecah seperti gelas piring hingga kursi untuk warga yang menggelar hajatan. " Bagi yang punya gawe perkawinan atau sunatan, kami menyediakan peralatan dengan sistem sewa. Tapi, untuk warga yang meninggal, kami tak memungut biaya sepeser pun," jelas Sarbini.

Selama bertahun -- tahun, aktifitas sewa menyewa peralatan hajatan itu berjalan secara lancar, penambahan uang kas membuat asset Santri Lomo semakin bertambah. Contohnya pengeras suara, tenda mau pun peralatan makan lainnya. " Jadi, kalau siang hari anggota ke ladang untuk merawat sayuran, sore hari usai Sholat Maghrib baru berkomunitas," tutur Sarbini.

Gapura masuk Dusun Tanggulangin yang masih sangat sederhana (Foto: Bamset)

Memang, dari 25 anggota Santri Lomo, semuanya merupakan petani sayuran. Di mana, dengan ketinggian 1250 mdpl, kampung mereka sangat cocok ditanami beragam sayuran. Hal tersebut sudah dikerjakan sejak nenek moyang mereka masih hidup, sehingga, profesi sebagai petani , adalah salah satu  warisan leluhurnya.

Kenyamanan hidup di Dusun Tanggulangin memang sangat terasa, di mana, selain mayoritas warganya yang berjumlah 225 KK merupakan petani, situasi kamtibmas sendiri sangat kondusif. Seperti galibnya masyarakat pedesaan, gotong royong jadi andalan warga setempat. Tak heran, di sini berdiri megah sebuah Masjid yang dilengkapi berbagai fasilitas.

Masjid megah yang ada di Dusun Tanggulangin (Foto: Bamset)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline