Rupini (45) , warga Dusun Krajan RT 13 RW 03, Desa Regunung, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang sepertinya didera kemalangan berkepanjangan. Di mana, sejak 35 taon silam, ia mengalami kelumpuhan total, namun, belum pernah tersentuh tangan medis. Seperti apa kondisinya, berikut catatannya untuk Indonesia.
Keberadaan Rupini yang berstatus masih perawan ini, awalnya didengar oleh Bambang Setyawan selaku penanggungjawab Relawan Lintas Komunitas (Relintas) Kota Salatiga.
Di mana, salah satu warga Tengaran bernama Eko, mengabarkan bahwa di wilayahnya terdapat seorang perempuan yang berpuluh tahun alami kelumpuhan tanpa pernah ditangani dokter.
Dikatakan , Rupini selain mengalami kelumpuhan, juga tak pernah mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) mau pun bantuan- bantuan lainnya. Dalam keseharian, ia dirawat adik tirinya yang bernama Siti Mukaromah (35). Celakanya, hidup Rupini benar- benar harus bergantung pada sang adik. Sebab, selain tengkurap dan terlentang, ia tak mampu melakukan aktifitas lainnya.
Karena merasa perihatin dengan kabar yang diterimanya, akhirnya Bambang Setyawan yang biasa disapa Bamset, segera bergegas menyambangi desa di mana Rupini tinggal. Tak butuh waktu lama untuk menemukan rumah perempuan malang tersebut, kendati berjarak sekitar 20 kilometer itu.
Saat Bamset tiba di rumah sederhana tersebut, ia disambut Siti Mukaromah sembari menggendong anaknya. Sedangkan Rupini, berada di atas ranjang kayu sederhana tanpa kasur, posisinya tengkurap.
Mengenakan kaos warna biru, tanpa BH mau pun celana dalam, bagian pinggang ke bawah hanya ditutupi selembar jarik lusuh. Dalam keseharian, perempuan malang ini ditemani radio mungil.
Rupini menyapa ramah Bamset, ia menuturkan sehari- hari dirinya hanya mampu tengkurap atau telentang. Untuk perubahan posisi dari tengkurap jadi telentang, harus dibantu adik tirinya. " Kalau buang air besar mau pun kecil, ya tetap harus dibantu adik saya," tuturnya.