Ilham Irfani (15) anak cerdas putra pasangan Nurhadi (56) dan Siti Robiah (53) warga Dusun Ploso RT 03 RW 03, Desa Pabelan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang yang selama 2 tahun belakangan mengalami kelumpuhan akibat virus Sindrom Guillain Barre (SGB), akhirnya dirujuk ke RSUP Karyadi Kota Semarang.
Berdasarkan penjelasan Siti Robiah, hasil pemeriksaan di RS Puri Asih Kota Salatiga, disimpulkan bahwa Ilham harus dibawa ke RSUP Karyadi Semarang agar mendapat penanganan lebih maksimal. Sebab, bila hanya berobat di Salatiga, dipastikan perkembangannya tak bakal optimal. " Dr Ariyanti dari RS Puri Asih akhirnya merujuknya ke Semarang yang peralatannya lebih lengkap," kata Siti, Selasa (27/11) sore.
Seperti diketahui, Ilham sejak 6 tahun lalu terdeteksi terkena serangan virus SGB sehingga beberapa syarafnya tak berfungsi. Anak cerdas alumni Madrasah Ibtidaiyah (MI) Negeri Pabelan ini, harus diterima di SMP Negeri IV Kota Salatiga karena NEM yang diraihnya mencapai 26,1. Sayang, menjelang masuk sekolah, kakinya tidak lagi mampu menopang berat tubuhnya.
Dalam dua tahun terakhir, selain hanya tergolek di atas kasur, berat tubuh Ilham semakin menyusut. Terakhir, saat ditimbang beratnya hanya mencapai 20 kilogram. Terkait hal tersebut, dirinya memilih mengambil kejar paket B di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mitra Harapan yang berada di Dusun Bawang, Desa Tukang, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.
Untuk menuntut ilmu agar mampu mengantongi ijasah setara SMP, Ilham harus menempuh perjalanan sejauh 15 kilometer yang ditempuhnya menggunakan jasa ojek. Sekali berangkat, ibunya merogoh kocek sebesar Rp 50.000 untuk pulang pergi. " Kami berboncengan bertiga, Ilham berada di tengah karena ia tidak bisa duduk sendiri," ungkap Siti Robiah.
Belakangan, karena sudah tak mampu duduk, bahkan tangan Ilham pun ikut melemah, akhirnya pihak PKBM Mitra Harapan, seminggu dua kali mengirim guru untuk mengajar Ilham di rumahnya. Hal tersebut dilakukan agar Ilham yang sekarang tercatat sebagai siswa kelas 9, tak ketinggalan pelajaran dan bisa mengantongi ijasah SMP seperti yang ia idamkan.
Minatnya yang menggebu dalam menuntut ilmu, akhirnya bulan lalu, tepatnya tanggal 10 Oktober 2018, saya menulisnya di Kompasiana. Ekspektasi saya, pihak intansi terkait di Kabupaten Semarang akan segera turun tangan membantunya mengingat penyakit yang diakibatkan virus SGB merupakan hal yang langka. Di mana, virus tersebut hanya menyerang 1 : 100.000 orang (ilham-remaja-cerdas-ini-lumpuh-akibat-sgb).
Celakanya, harapan saya ternyata sangat berlebihan. Satu bulan paska tayang di Kompasiana, tak ada satu pun pihak terkait yang mau mengunjunginya. Jangankan membawanya berobat ke RS yang lebih representatif, menengok saja tidak dilakukan. " Orang dinas (maksudnya dari instansi pemerintah) belum satu pun yang ke sini," kata Siti Robiah serius.
Tampil di Hitam Putih
Bila instansi terkait cuek bebek, sebaliknya artikel Kompasiana tentang Ilham, rupanya menarik Deddy Corbuzier yang merupakan host acara Hitam Putih di salah satu stasiun televisi swasta nasional. Di minggu kedua bulan November lalu, satu tim kreatif mendatangi rumah Ilham. Di mana, selain mengambil beberapa gambar untuk dokumentasi, Ilham juga ditawari berangkat ke Jakarta sebagai bintang tamu acara yang dipandu Deddy.
Melalui proses yang tidak mudah, karena Ilham harus digendong, akhirnya Senin (19/11) malam, Ilham mampu mengikuti proses pengambilan gambar di Jakarta. Dengan didampingi Siti Robiah dan Darsih (40) selaku pendiri PKBM Mitra Harapan, mereka tampil di layar kaca. " Melalui pak Deddy Corbuzier, Ilham juga menerima donasi sebesar Rp 10.000.000 untuk keperluan berobat," jelas Siti Robiah.