Bandara Internasional Ahmad Yani, Kota Semarang yang diklaim merupakan satu- satunya terminal pesawat di atas air, Kamis (7/6) sore diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Seperti apa wujut proyek prestisius tersebut, berikut catatan blusukan saya.
Siang tadi, saya harus ke Bandara Ahmad Yani Kota Semarang bukan berarti saya mendapat undangan khusus untuk meliput peresmian bandara yang menelan biaya hampir Rp 2,185 triliun itu. Namun, saya tengah menjalankan tugas mulia, yaitu menjemput anak gadis yang cuti selama 2 minggu. Sebagai ayah yang baik, tentunya saya harus memastikan dirinya aman hingga tiba di kampung halaman.
Tak sulit menemukan bandara yang masih gres ini, kendati petunjuk di jalan- jalan relatif minim, namun karena sudah hafal sudut- sudut Kota Semarang, maka selepas gerbang keluar tol Krapyak, hanya butuh waktu 15 menit untuk tiba di lokasi. Begitu memasuki halaman parkir, ternyata sukup sulit menemukan tempat yang pas. Nyaris lapangan parkir yang sangat luas, dipenuhi beragam kendaraan.
Setelah berjuang hampir 10 menit, akhirnya mendapat tempat parkir di salah satu gedung yang memang dikhususkan sebagai lokasi parkir roda dua mau pun roda empat. Hingga keluar gedung, duh... panasnya sangat menyengat kulit. Semisal ingin mengikuti program menghitamkan kulit, maka di sini menjadi lokasi ideal.
Di halaman bandara, terlihat deretan tenda dilengkapi kursi putih. Awalnya saya tak begitu memperhatikan, namun, ketika melihat banyak personil Paspampres , saya jadi penasaran. Salah satu petugas yang saya tanya, menjawab bahwa Presiden RI Joko Widodo akan meresmikan bandara seluas 58.000 meter persegi itu. Saya pun manggut- manggut sembari meninggalkan tempat resepsi.
Bandara Internasional Ahmad Yani, mulai dibangun tahun 2015 lalu, di mana pengerjaan proyeknya meliputi beberapa paket. Saat ini empat paket sudah terselesaikan, tinggal meneruskan paket lima, berupa water management yang diperkirakan akan tuntas tahun 2019 mendatang. " Kami masih terus bekerja agar pada arus mudik nanti, semua penumpang terlayani," kata salah seorang pekerja.
Di tengarai, bandara sengaja diresmikan Presiden untuk mengantisipasi lonjakan penumpang jelang hari Raya Idhul Fitri 2018. Pasalnya, bila tetap memanfaatkan bandara lama, bisa dipastikan pihak pengelola bakal kewalahan. Sebab, kapasitas bandara sebelumnya hanya mencapai 800 ribu orang pertahun, sedangkan bandara baru terdongkrak hingga 6,5 juta orang pertahun.
Terlihat Mewah
Antisipasi melonjaknya penumpang, memang layak dilakukan oleh berbagai instansi terkait, termasuk bandara. Pasalnya, seluruh jasa transportasi bakal digunakan oleh puluhan juta orang untuk mudik ke kampung halaman masing- masing.Sedangkan pesawat terbang, saat ini menjadi primadona transportasi yang dimanfaatkan level bawah, menengah hingga atas.
Penasaran dengan keberadaan bandara yang tempat parkirnya saja mampu menampung 1.200 mobil dan ribuan sepeda motor, maka kurang lengkap bila tak blusukan ke bagian dalam. Sebab, bagaimana pun juga, wajah Jawa Tengah akan terlihat pada keelokan gerbang masuknya di mata dunia intenasional. Menggunakan teknik sedikit kibulan, akhirnya lolos juga untuk blusukan.
Dari mulai tempat check in penumpang, landasan pacu, fasilitas anjungan tunai mandiri (ATM), toilet hingga ruang tunggu saya telusuri. Kesimpulannya, semuanya terlihat mewah kendati belum sempurna sepenuhnya. Contohnya, taman in door yang dilengkapi guyuran air, ternyata tak dihidupkan.