Lihat ke Halaman Asli

Bambang Setyawan

TERVERIFIKASI

Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Nasi Jagung Goreng, Bisnis Kuliner Terbaru di Salatiga

Diperbarui: 22 Oktober 2016   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nasi jagung goreng ala Waroeng Goenoeng (foto: dok pri)

Nyaris di semua daerah pasti mudah ditemui kuliner berupa nasi goreng, namun, untuk menu nasi jagung goreng, mungkin hanya bisa ditemui di Salatiga dan sekitarnya. Pasalnya, masakan unggulan ini baru naik daun dua tahun belakangan ini. Seperti apa bentuk serta rasanya ? Berikut catatannya.

Bisnis kuliner di kota Salatiga, semakin hari tingkat persaingannya makin tajam. Untuk itu, para pelakunya berupaya berinovasi untuk menjerat konsumen agar tak hengkang dari warung yang dikelolanya. Bila berbagai kuliner instan membanjiri gerai-gerai makanan cepat saji, sebaliknya, di kota sejuk ini mulai dijajakan kuliner tradisional, yakni nasi jagung.

Disebut nasi jagung karena bahan utamanya adalah jagung yang dipipil, selanjutnya direbus. Setelah matang baru ditumbuk halus dan sudah bisa dinikmati berduet lalapan serta sambal kelapa. Jenis makanan ini, di tahun 70 an sangat dikenal sebagai kuliner pedesaan. Sampai sekarang, di pasar- pasar tradisional relatif gampang ditemukan dengan ciri khas pedagangnya simbok- simbok(ibu tua) yang membuka lapak secara lesehan.

Terinspirasi dari nasi jagung yang dijajakan di pasar tradisional itu, akhirnya beberapa pemain kuliner mulai melakukan uji coba membuat nasi jagung goreng. Sebenarnya tidak ada yang berbeda cara memasak nasi goreng biasa dengan nasi jagung goreng, baik bumbu mau pun varian lauknya nyaris sama. Yang membedakan adalah sensasinya. Sebab, nasi jagung goreng di perut lebih awet kenyang. Artinya, sangat cocok bagi orang yang tengah diet.

Setelah berulangkali uji coba menemukan racikan bumbu yang pas, akhirnya menu nasi jagung goreng mulai ditawarkan pada konsumen. Hasilnya, mayoritas pelanggan merespon positif kuliner ini. Pasalnya, untuk kalangan ibu- ibu muda yang tengah melakukan diet, dengan makan seporsi nasi jagung goreng dijamin tidak merasa lapar seharian.

Salah satu pelanggan nasi jagung goreng langganan Warung Juragan yang terletak di jalan Diponegoro, Kota Salatiga, yakni ibu Dewi warga Perumahan Candi Soba mengatakan, nasi jagung merupakan makan sarat manfaat. Pasalnya, butiran jagung yang sudah dimasak mampu mengatasi gangguan pencernaan, mengatasi diare, menjaga kesehatan tulang hingga meningkatkan antioksidan. “ Yang paling penting, untuk menjaga berat badan tetap stabil,” ungkapnya.

Ini juga nasi jagung goreng kelas kaki lima (foto; dok pri)

Peluang Usaha yang Mengiurkan

Kendati nasi jagung goreng memiliki penggemar fanatik, khususnya ibu-ibu muda dan orang tua yang kangen dengan kenangan masa lalu, namun, di Salatiga tidak semua warung makan menyediakan menu ini. Meski begitu, bagi pelanggan tak susah menemukan warung makan yang setiap saat sanggup menyiapkan kuliner klangenan tersebut.

“Selain di Waroeng Goenoeng Kopeng, warung Bendonsari punyanya pak Slamet, Warung Juragan, sekarang beberapa hotel juga telah menyediakan menu ini. Harganya bervariasi, tergantung varian campurannya,” kata ibu Dewi yang memang terlihat ramping tubuhnya.

Penggemar nasi jagung di warung pinggir jalan (foto: dok pri)

Dari beberapa warung makan, biasanya harga yang dipatok berkisar Rp 12.000- Rp15.000 per porsi. Untuk yang paling mahal, nasi jagung goreng dicampur irisan sosis, daging ayam kampung dan sayuran. Sementara yang harga Rp 12.000 varian isi selalu standar yakni daging ayam potong, telur goreng plus sayuran. “Kalau yang di hotel tergantung kita minta campuran apa pun ada, tapi harganya juga menyesuaikan,” jelasnya.

Dengan testimoni pelanggan konsumen setia nasi jagung goreng ini, maka terlihat jelas bahwa makanan pokok tempo dulu, khususnya warga pedesaan, ternyata sekarang mampu naik kelas sehingga jadi menu di hotel-hotel. Sebelumnya, singkong buatan kampung Ngaglik terlebih dahulu telah mendominasi menu wajib bagi tamu-tamu penting saat berkunjung ke Salatiga. Entah nantinya apa lagi yang bakal menyusul, pasalnya kreatifitas warga di kota ini memang tak mengenal kosa kata berhenti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline