Lihat ke Halaman Asli

Bambang Setyawan

TERVERIFIKASI

Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Tiga Puluh Enam Tahun yang Lalu

Diperbarui: 19 September 2016   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (foto: dok merdeka.com)

Andre baru saja menuntaskan makan malamnya ketika hand phone di sakunya berdering, saat dilihat, muncul nama Roni sahabatnya sejak bangku SMA memanggil. Ia pun segera buru- buru mengangkatnya karena tidak biasanya sobat karibnya mengontaknya di malam hari.

“ Halo, assalamulaikum. Baru apa Ndre ?” Sapa Roni di seberang

Walaikum salam, tumben Ron jam segini menghubungiku. Ini abis makan malam, ga ada acara, di rumah aja. Emang ada yang penting ?” Jawab  Andre balik bertanya.

“ Eh Ndre, ini ada surprise. Langsung aja ya. Kamu masih inget Rini ? Itu Rini Wulandari temen sekelas kita waktu SMA.”

Begitu Roni menyebut nama Rini Wulandari, dahi Andre langsung berkerut. Ingatannya berupaya memutar kenangan jaman SMA di tahun 1980 an, samar- samar  ia mengingatnya. Rini adalah bunga SMA, cantik,berkulit kuning langsat,  lincah, aktifis OSIS dan pernah dekat dengannya ketika kelas II. Meski cinta monyet, namun, Rini adalah cinta pertamanya.  Seperti galibnya sepasang merpati yang tengah dilanda asmara, keduanya berangkat sekolah dan pulang selalu bersama. Meski hanya sekedar berjalan kaki berdua, wow ! , rasanya saat itu detak jantung berdebar lebih kencang. Terlebih ketika mengerjakan tugas sekolah bersama, ah, adrenalinnya langsung melonjak.

Jalinan asmara yang dirajutnya bersama Rini, belakangan buyar. Biang keladinya adalah Ronald,teman satu SMA,  anak kontraktor terkenal di Kota Salatiga. Ronald yang royal mentraktir dan sering bergonta ganti kendaraan roda dua, belakangan agresif mendekati Rini. Celakanya, begitu selesai penerimaan rapor kenaikan ke kelas III, Rini memutus dirinya. Kembang sekolah itu terpikat Ronald. Ada perasaan sakit hati yang mengeram di dada Andre, sehingga mulutnya enggan bertegur sapa.

Usai pengumuman ujian sekolah, Rini yang terbuai mulut manis Ronald, diketahui hamil.  Atas desakan orang tuanya Rini, akhirnya Ronald menikahi pacarnya. Keinginan Ronald untuk meneruskan kuliah selepas bangku SMA di tahun 1981, kandas sudah. Ia terpaksa ikut membantu ayahnya yang bergerak di bidang konstruksi. Sayang, kehidupan yang mapan sebagai kontraktor tak bertahan lama. Usai ayahnya meninggal akibat serangan jantung, Ronald mengalami kebangkrutan karena tidak mampu menangani proyek- proyek peninggalan almarhum sang ayah.

Sepanjang yang diketahui Andre, setelah Ronald bangkrut, ia memboyong Rini dan anaknya ke Jakarta. Konon, Ronald ikut rekan bisnis almarhum ayahnya yang juga bergerak di bidang konstruksi. Perkembangan lebih lanjut, Andre tak mengikutinya lagi. Ia pun tidak pernah mencari tahu keberadaan mantan kekasihnya tersebut. Sebab, ketika dirinya setelah merasa mapan, tahun 1989 ia menikahi Dewi, teman kuliahnya yang sekarang memberikan tiga anak berwajah rupawan.

“ Halo ! Ndre ! Kenapa diemaja ?” Suara Roni kembali membuyarkan ingatannya.

“ Oh ! Sorry Ron, iya- iya, aku inget. Kenapa dengan Rini ? “ Tanya Andre serius.

“ Begini Ndre, ini Rini di rumahku. Kebetulan tadi aku ketemu di jalan terus aku ajak main ke rumah. Dia menanyakan kabarmu,” kata Roni sembari tertawa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline