Candi Gedong Songo yang terletak di Desa Candi, Bandungan, Kabupaten Semarang atau di lereng Gunung Ungaran, benar- benar sangat eksotis. Cukup susah menggambarkan keindahan alamnya,berikut catatan ritual “blusukan” ke lokasi sorga kecil tersebut.
Rabu (1/6) sore, perjalanan dari Kota Salatiga menuju Candi Gedong Songo ( bahasa Jawa: bangunan sembilan) yang hanya berjarak 30 kilometer relatif lancar. Kendati sempat terganggu oleh cuaca mendung tebal yang berulangkali mengguyurkan airnya, namun, sekitar 1 jam sudah tiba di lokasi. Untuk memasuki kawasan berudara dingin ini, pengunjung wajib membayar biaya sebesar Rp 6.000 perorang, pada hari Minggu atau libur biasanya naik menjadi Rp 7.500.
Untuk menuju kawasan wisata Candi Gedong Songo, kita terlebuh dulu harus ke Bandungan yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Kecamatan Ambarawa. Setelah itu, barulah meneruskan perjalanan mendaki sejauh 5 kilometer, jangan khawatir kendati jalannya menanjak tajam, namun lebar aspal mencapai kisaran 6 meter. Jadi kendaraan roda empat leluasa berpapasan. Mungkin waktu yang dibutuhkan hingga pelataran parkir antara 10- 15 menit.
Saat memasuki kawasan ini, maka udara dingin langsung menerpa kulit. Setelah membayar tanda masuk, maka pengunjung dihadapkan pada dua pilihan. Jalan kaki atau menunggang kuda untuk menuju Candi I sejauh 300 meter, biasanya pengunjung banyak yang memilih berjalan kaki. Bagi yang yang ingin menunggang kuda, maka tersedia paket wisata yang terdiri mulai Rp 30 ribu- Rp 80 ribu.
Untuk menuju Candi I dengan berjalan kaki memang belum terasa terasa apa- apa, kaki masih sanggup menopangnya meski jalannya menanjak. Giliran meneruskan langkah ke Candi II, maka tantangan yang sebenarnya mulai muncul.
Melalui jalan setapak bebatuan, ditambah basah akibat guyuran hujan, semakin lengkap sudah kerepotan yang ada. Jarak antara Candi I ke Candi II mencapai 1 kilometer, tetapi kalau melalui jalur yang dilewati kuda berkisar 700 an meter.
Saat kita sudah tiba di Candi II, maka segala rasa lelah akibat berjalan kaki langsung lenyap. Sejauh mata memandang, bakal disuguhi pemandangan yang luar biasa. Sungguh, berada di ketinggian 1.200 mdpl serasa berada di awan. Lembah yang merupakan bagian lereng Gunung Ungaran, serta lebatnya hutan mengelilingi kita. Ambarawa dan sekitarnya terlihat sangat jelas meski hanya berupa titik- titik kecil. Kiranya tidak berlebihan bila tempat ini adalah sorga kecil di kehidupan nyata.
Ditemukan Tahun 1804
Berada di Candi II, tantangan untuk menuju Candi III semakin memacu gairah. Pasalnya, Candi III sudah terlihat di depan mata. Padahal, jaraknya mencapai 300 an meter. Setelah memasuki pelataran candi III, wow ! Mata tambah dimanjakan. Udara yang dingin juga mulai lebih terasa di kulit (disarankan membawa jacket, bagi pengunjung yang tak tahan hawa dingin), maklum suhunya bisa mencapai 17 – 20 derajat celcius.
Untuk meneruskan perjalanan menuju Candi IV hingga IX, jaraknya lumayan jauh.Namun bila stamina anda masih bagus, maka tak ada salahnya memutari bukit kecil agar sampai di lokasi. Biasanya, pengunjung hanya berhenti di Candi III selanjutnya berendam di kolam air panas hingga berjam- jam. Pasalnya, Candi IV serta yang lainnya cukup menguras tenaga.
Candi Gedong Songo yang memang berada di wilayah berhawa sejuk ini, berdasarkan literatur yang ada di pusat informasi pengelola, diperkenalkan pertama kali di tahun 1804 oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda, Sir Thomas Stamfor Bingley Raffles. Di mana, saat ditemukan, barisan candinya hanya berjumlah tujuh buah, sehingga dinamakan Candi Gedong Pitoe (tujuh). Meski begitu, karena akses jalannya sangat buruk, Candi Gedong Pitoe kurang begitu dikenal.