[caption caption="Tiga pembalap tengah beraksi, yang dipinggir bukan peserta (foto: dok pribadi)"][/caption]Jalan tol Semarang- Solo yang proses pengerjaannya baru mencapai wilayah Kota Salatiga, belakangan menjadi destinasi wisata gratis bagi masyarakat setempat dan beberapa kecamatan di Kabupaten Semarang. Nyaris saban sore, ratusan warga tumplek blek di lokasi sembari menikmati hiburan balapan motor liar.
Minggu (3/4) pk 16.30 saya bertandang di ruas tol Bawen- Salatiga, tepatnya di Desa Sukoharjo, Pabelan, Kabupaten Semarang, terlihat tiga anak baru gede (ABG) dengan sepeda motornya masing- masing berjajar. Tangan mereka memainkan gas hingga menimbulkan suara bising yang berasal dari knalpot. Seorang remaja laki- laki, berdiri di antara ketiga pembalap amatir. Sementara, di kanan kiri ratusan orang menonton aksi yang akan berlangsung.
Sekitar 15 detik kemudian, remaja laki yang berdiri memberikan aba- aba. Pada hitungan ketiga, ia mengibaskan tangannya. Tiga ABG yang bertindak sebagai pembalap, langsung memacu motornya bak tengah kesetanan. Dalam sekejab, tiga motor tersebut melesat diiringi tepuk tangan penonton. “ Tiap sore ya seperti ini mas. Saya tiap sore juga ke sini sambil momong anak. Hitung- hitungan dapat hiburan gratis,” kata Sunaryo (45) warga Ujung- Ujung, Pabelan, Kabupaten Semarang.
[caption caption="Penonton duduk manis di pembatas tol (foto: dok pribadi)"]
[/caption]Menurut Sunaryo, aksi balapan tersebut sebenarnya sudah berlangsung selama sebulan terakhir. Dimulai sekitar pk 16.00, biasanya bila tidak dibubarkan polisi, maka hingga malam hari kebut-kebutan tetap berlangsung. “Sengaja memilih ruas jalan yang berada di wilayah Kabupaten Semarang. Soalnya kalau di wilayah Kota Salatiga, setiap jam ada patroli dari Polsek,” jelasnya sembari menambahkan patroli Polsek Pabelan paling banter hanya terlihat tiga- empat hari sekali.
Dari pengamatan saya di lokasi, aksi balap liar yang dilakukan remaja-remaja ini sebenarnya memiliki tingkat resiko yang tinggi. Sebab, selain tak mengenakan pengaman apa pun kendaraan yang dipacu bukan motor standar. Sepeda- sepeda motor itu telah dimodifikasi bagian mesinnya sehingga dalam hitungan detik mampu melesat jauh. Ketika berpacu itulah rentan terjadi senggolan yang bisa berakibat fatal.
Mulusnya aspal jalan tol, memang mampu meningkatkan adrenalin untuk menggeber gas sepeda motor tanpa khawatir terjadi tabrakan dari arah berlawanan. Meski begitu, balap liar ini jelas mempunyai tingkat resiko yang tinggi mengingat para pembalapnya tidak ada satu pun yang mengenakan perangkat pengaman. Celakanya, anak- anak ABG itu sebenarnya tak menerima imbalan apa pun, mereka hanya diberi hadiah berupa tepuk tangan penonton.
[caption caption="Para suporter yang menikmati hiburan gratis (foto; dok pribadi)"]
[/caption]Polres Semarang
Hampir satu jam saya berada di lokasi, kendati hampir Maghrib tetapi anak- anak muda yang haus hiburan gratis belum juga membubarkan diri. Sepertinya mereka tengah asyik dengan mulus serta lebarnya jalan tol, sehingga lupa bahwa sebentar lagi harus melaksanakan kewajibannya. Melalui jalan keluar yang sempit, saya meninggalkan sirkuit tersebut. Sempat terlihat beberapa remaja putri berselfie sembari ngakak- ngakak.
Ruas tol Bawen-Salatiga sendiri, merupakan bagian dari tol Semarang-Solo yang panjangnya mencapai 72,64 kilometer. Di mana, nantinya direncanakan akan selesai di tahun 2017. Dengan total investasi sebesar Rp 7,3 triliun, jarak tempuh Semarang menuju Surakarta yang makan waktu paling sepat 3 jam, setelah tol beroperasi, pengguna jalan mampu mempersingkat perjalanan menjadi hanya 1,5 jam saja. Artinya, separuh waktu yang terbuang mampu dipangkas. Otomatis konsumen bakal irit waktu serta irit bahan bakar.
[caption caption="Begini penampakan ruas tol Bawen- Salatiga (foto: dok pribadi)"]
[/caption]Sedangkan ruas Bawen-Salatiga sendiri, tol yang lagi dibangun melewati tiga kelurahan yakni Bugel, Kauman Kidul dan Tingkir Lor. Dengan total lahan yang tergerus mencapai 140.980 meter persegi, warga yang menerima ganti rugi berjumlah 235 kepala keluarga. Ada pun proses pengerjaannya dilakukan oleh kontraktor- kontraktor besar yang nyaris para karyawannya bekerja siang malam untuk mengejar target penyelesaian.
Kembali pada soal destinasi wisata baru, ada beberapa jalur ruas tol Bawen- Salatiga yang melewati wilayah Kabuaten Semarang. Jalur- jalur inilah yang dijadikan sirkuit oleh para pembalap amatir yang saban sore selalu dihinggapi penyakit gatal menggeber gas motornya. Lokasinya yang memang sangat jauh dari Markas Polres Semarang, berimplikasi pada pembiaran aksi kebut- kebutan. Sementara Polsek terdekat, berjarak sekitar 10 kilometer sehingga membuat petugas yang patroli agak ogah- ogahan menyambanginya.