[caption caption="Balon Walikota Salatiga H. Pramusinto (foto: dok pribadi)"][/caption]Bila di kota atau daerah lain suhu politiknya menjelang Pemilihan Kepala Daerah (PIlkada) selalu naik tajam, sebaliknya yang terjadi di Kota Salatiga sungguh berbeda. Pergulatan merebut kekuasaan disikapi dengan canda oleh warga, seakan pesta demokrasi adalah rutinitas biasa yang digelar 5 tahun sekali.
Kota Salatiga yang akan menggelar Pilkada di awal tahun 2017 mendatang, belakangan beberapa partai politik lokal sudah mulai melaksanakan berbagai prosesi penjaringan bakal calon (Balon) Walikota. Begitu pula para Balon, mereka telah menebar baliho, poster hingga spanduk di sudut- sudut strategis. Eloknya, calon perseorangan atau lazim disebut calon independen ikut- ikutan menebar poster.
Semua Balon Walikota Salatiga, belakangan rajin menebar gambar berikut slogan- slogannya. Berdasarkan pengamatan saya, sedikitnya sudah ada lima orang yang foto dirinya dicetak di atas MMT dan disebar di berbagai penjuru kota. Baik baliho besar, spanduk mau pun poster – poster ukuran 1 X 1 meter bertebaran. Slogan yang ditawarkan pun beragam. Semuanya menawarkan sesuatu yang memikat.
[caption caption="Poster dan baliho Balon Walikota Salatiga (foto: dok pribadi)"]
[/caption]Bambang Wiryawan seorang pengusaha yang digadang- gadang akan diusung oleh PDI Perjuangan, melekatkan label Salatiga Bangkit di setiap balihonya. Miftahudin yang dua kali gagal dalam Pilkada di Kabupaten Semarang memasang jargon Maju Terus Pantang Mundur untuk Salatiga, Gatot Prabowo yang konon bakal menggunakan jalur perseorangan menggunakan slogan Salatiga Gempar. Joko Sembodo mantan bankir memilih Harapan Baru untuk memasarkan gambarnya dan yang paling menarik adalah H. Pramusinto slogannya : Salatiga Berdendang !
"Berjuang"
Karena slogan yang diusung sangat menarik, akhirnya, Kamis (31/3) saya berupaya menemui Balon Walikota Salatiga ini. Tak sulit menemukannya, pria berusia 32 tahun yang merupakan Sarjana Ekonomi alumni perguruan tinggi swasta itu, ternyata merupakan penggemar berat karaoke. Maklum, di Salatiga terdapat sekitar 90 an tempat karaoke yang tersebar di berbagai lokasi. Begitu getolnya ia bernyanyi di depan layar monitor, sehingga kebiasaan tersebut dijadikan semboyan kampanye, yakni Berdendang.
“ Berdendang kepanjangannya Bersih Dengan Damai, Aman, Ngajeni Om. Tapi mau diterjemahkan Berdendang saja yang monggo, kepanjangannya digunakan ya monggo. Pokoknya suka – suka aja Om,” kata Pramusinto yang mempunyai bisnis keamanan di Jawa Tengah ini, saat ditemui Kamis (31/3) di kantornya.
Berdendang, lanjut Pramusinto, artinya adalah bernyanyi. Hal tersebut sangat klop dengan Kota Salatiga yang mempunyai sekitar 90 tempat karaoke. Untuk itu, bila nantinya ia terpilih, maka keberadaan karaoke- karaoke yang sudah ada akan dioptimalkan sehingga mampu dijadikan destinasi wisata hiburan. “ Kita gak usah munafik, para pemandu karaoke yang biasa disebut PK itu, harus kita berdayakan supaya mereka berperan dalam pembangunan,” jelasnya tanpa memperinci apa yang dimaksud dengan peranan para PK pada pembangunan.
Dengan didampingi dua orang tim suksesnya yang bernama Dwi Opi dan Ony, Pramusinto mengaku bahwa pencalonannya di Pilkada Kota Salatiga bertujuan untuk “ Berjuang”. Seperti politisi lainnya yang kerap berjuang meraih kekuasaan, ia juga bertekad mewujutkannya. Lantas, apa yang dimaksud “ Berjuang” ? “ Berjuang ya artinya untuk mendapatkan beras, baju dan uang dong,” tukasnya bergaya slengekan.
Menjawab pertanyaan tentang kesiapannya maju melalui jalur independen, Pramusinto menegaskan bila tim suksesnya sudah mulai bekerja mengumpulkan 15 ribu KTP. Sesuai peraturan, total DPT Salatiga tahun 2014 mencapai sekitar 130 ribu pemilih, bila syaratnya memerlukan 10 persen, maka pihaknya menyiapkan 15 ribu untuk mengantisipasi adanya kegagalan verifikasi. Dari mana angka 15 ribu tersebut didapat ? “ Banyak elemen relawan yang kita kerahkan, kebetulan saya sendiri aktif di berbagai komunitas,” ungkapnya agak jumawa sembari memperlihatkan contoh formulir dukungan.
Hitungan sederhananya, jumlah PK di masing- masing tempat karaoke rata- rata 10 orang kali 90. Bila satu PK mempunyai relasi 10 orang saja, maka dalam waktu singkat bakal memperoleh dukungan 9 ribu KTP. “ Sisanya akan digenapi komunitas saya, baik komunitas motor, otomotif mau pun yang lainnya. Sebab, saya tergabung di lima belas komunitas,” ujarnya bertambah ngelantur.