Lihat ke Halaman Asli

Bambang Setyawan

TERVERIFIKASI

Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Jangan Mudah Tergiur Investasi

Diperbarui: 30 Januari 2016   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Posko korban penipuan di Cabean, Kota Salatiga (foto: bamset)"][/caption]

Aksi tipu- tipu dengan modus operandi (MO) investasi, sepertinya tak pernah ada habisnya. Kendati saban tahun selalu jatuh korban, namun, tindak kejahatan yang memikat korbannya melalui bunga tinggi, terus berjalan. Berikut catatan saya tentang sepak terjang salah satu pelaku di Kota Salatiga.

Sedikitnya 40 warga kota Salatiga, belum lama ini menjadi korban penipuan oleh Vadhian Laksita Kusuma warga Jalan Sentana RT 1 RW 14, Mangunsari, Sidomukti, Kota Salatiga. Akibat ulah pria berumur 35 an tahun tersebut, para korban mengalami kerugian Rp 30 miliar dan rumah mereka terancam disita bank. Sementara pelaku yang mengendus gelagat tak beres, tanpa pamit langsung menghilang hingga sekarang.

Untuk menampung pengaduan para korban Vadhian , akhirnya warga membuat posko pengaduan di rumah Yusuf  Zumanto yang juga menderita kerugian miliaran rupiah. “ Jumlah korban sementara ini mencapai 40 orang dengan total kerugian mencapai Rp 30 miliar,” kata Yusuf yang bertempat tinggal tak jauh dari rumah pelaku.

Vadhian yang sebenarnya merupakan tetangga Yusuf, memang piawai dalam mengelabui para korban. Di mana, selain ia memiliki CV Global Transmedia Indonesia (GTI) dan CV Havara yang mempunyai kantor cukup mentereng di Jalan Merak nomor 5 Kota Salatiga , bisnisnya  beragam. Mulai produksi paving, pengadaan komputer, mini market hingga usaha properti. Konon, semua usaha tersebut berjalan sangat sangat sehat sehingga membuat korban tergiur.

Untuk meyakinkan calon korban, Vadhian yang baru berumur 35 tahun, selalu tampil perlente. Dengan mobil keluaran terbaru, gaya bicaranya sangat memikat. Awalnya ia menawari para korbannya berbisnis dengannya, caranya cukup menginvestasikan uang cash, saban bulan bakal terima bagi hasil yang nominalnya sangat menggiurkan. “ Bagi hasilnya mencapai Rp 2 juta – Rp 3 juta perbulan bagi yang mau investasi Rp 100 juta,” kata salah satu korban yang menolak disebut namanya.

Bagi hasil yang menggiurkan memang, tinggal duduk manis di rumah, tiap bulan menerima duit jutaan tanpa harus berkeringat. Lantas bagaimana bila seseorang mau investasi, tapi tidak mempunyai uang kontan ?  Jangan khawatir, peluang selalu terbuka. Syaratnya, harus menitipkan sertipikat rumah atau tanah, selanjutnya diproses di notaries dan tinggal ditunggu, bulan depan karyawan Vadhian bakal mengantar angpo berisi lembaran merah senilai jutaan rupiah.

Rumah Dilelang Bank

Melalui publikasi dari mulut ke mulut, investasi di CV GTI makin hari tambah memikat warga Salatiga mau pun Kabupaten Semarang. Kendati jelas- jelas tak mempunyai dana segar, para korban nekad menyetorkan sertipikat rumahnya pada Vadhian. Perjanjiannya, sertipikat akan ditahan selama 5 tahun dan sesudahnya bisa diambil pemiliknya. Lucunya, bak kerbau dicucuk hidungnya, mayoritas korban bersedia diajak ke notaris untuk menandatangani berbagai dokumen.

Usai menyerahkan sertipikat dan dituntun ke notaris, tiap awal bulan para korban sudah menerima jatahnya masing- masing. Hingga investasi memasuki tahun kedua, dana bagi hasil yang diterima mulai tersendat. Dana yang seharusnya Rp 2 juta / bulan, digunting oleh Vadhian tinggal Rp 300 ribu. Dalihnya beragam, celakanya dalih tersebut dianggap masuk akal alias rasional.

Hingga memasuki tahun 2015, salah satu korban, yakni Yusuf  Zumanto terkaget- kaget. Pasalnya, ia menerima surat peringatan dari sebuah bank. Isinya, ia harus segera melunasi piutang sebesar Rp 750 juta. Bila diabaikan, maka dua rumahnya bakal dilelang. Tak pelak lagi, usai menerima peringatan tersebut, ia segera mencari Vadhian yang juga merupakan tetangganya sendiri. Hasilnya ? Vadhian berikut anak istrinya telah raib.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline