Lihat ke Halaman Asli

Bambang Setyawan

TERVERIFIKASI

Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Mario Penyusup Pesawat, Akan Ulangi Perbuatannya

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1429472680344827527

[caption id="attachment_411267" align="aligncenter" width="624" caption="Mario Dalam Pengawal Petugas (Foto: Dok Kompas)"][/caption]

Mario Steven Ambarita (21) warga Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir, Riau yang pada tanggal 7 April 2015 lalu menggegerkan dunia penerbangan dengan aksinya menyusup ke ruang roda pesawat Garuda Indonesia, Minggu(19/4) ditangkap petugas keamanan Bandara Kualanamu, Medan. Diduga keras, ia akan mengulangi perbuatannya.

Dalam tayangan berita program Apa Kabar Indonesia Malam TV One, Senin (20/4) pk 02.00 dini hari, disebutkan bahwa Mario meninggalkan rumah orang tuanya sejak hari Jumat (17/4) . Ia sempat menulis surat kepada ibu kandungnya, yakni Tiar Sitanggang. Dirinya meminta maaf dan berjanji akan merubah hidupnya menjadi lebih baik.

Dengan menggunakan jalur darat, Mario menempuh perjalanan menuju Bandara Kualanamu, Medan. Sayang, saat tiba di Bandara, wajahnya dikenali oleh petugas Aviation Security. Enggan kecolongan, pemuda tamatan SMA itu langsung diamankan. Sampai sejauh ini, Mario belum mampu menjelaskan alasannya kluyuran di Bandara, kendati begitu, ditengarai dirinya bakal mengulangi kesuksesannya mengarungi lautan dengan mendompleng pesawat.

Sekedar mengingatkan, Mario sebelumnya menyusup ke ruang roda pesawat Garuda Indonesia GA 177 yang melakukan penerbangan Pekanbaru- Jakarta. Saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, ia ditangkap petugas. Lucunya, dirinya berdalih bahwa ulah nekadnya dipicu keinginan bertemu dengan Presiden Joko widodo.

Nampaknya, kesuksesan menumpang pesawat Garuda, ditambah tidak adanya sanksi hukum berupa penahanan telah membuat diri Mario ketagihan. Terbukti, usai dipulangkan ke kampung halamannya, sikapnya banyak mengalami perubahan. Menurut ibunya, Mario sering bertingkah aneh selama di rumah. Puncaknya, Jumat (17/4) lalu, di mana, dini hari ia menghilang.

Raibnya Mario, tak urung membuat para petugas Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dan Bandara Kualanamu siaga. Sebab, tidak menutup kemungkinan Mario akan mencoba berulah lagi. Ternyata, feeling pihak Bandara benar adanya. Pemuda tersebut terdeteksi muncul di Bandara Kualanamu, hingga berujung penangkapan terhadap dirinya.

Entah apa yang ada dipikiran Mario, kendati ia sama sekali tak merasa bersalah. Namun ulahnya sangat membahayakan penerbangan yang mengangkut ratusan penumpang. Hal yang paling penting, berangkat dari keberhasilan Mario dalam menyusup ke ruang roda pesawat ini, merupakan salah satu bukti betapa rapuhnya sistem keamanan Bandara.

Mungkin saja Mario tak memiliki maksud buruk, namun, dengan rapuhnya keamanan Bandara ini, bisa saja dimanfaatkan oleh oknum- oknum tertentu. Sebab, Mario sendiri hanya membutuhkan waktu sekitar 10 hari untuk mempelajari titik lemah Bandara. Lantas, bagaimana kalau celah itu dipergunakan teroris guna melaksanakan aksi terornya ?

Kembali pada ulah Mario, nampaknya pihak- pihak terkait perlu melakukan observasi kejiwaan terhadap dirinya. Melihat adanya perubahan sikap paska dipulangkan ke rumahnya, ditambah kepergiannya ke Bandara Kualanamu, saya meyakini adanya yang tak beres terhadap diri pemuda pengangguran itu. Terlepas ia sengaja mencari sensasi, yang jelas, perlu ada pengawasan khusus atas keberadaannya. Dan yang paling mendesak adalah kehadiran seorang psikiater agar mampu terdeteksi normal serta tidaknya jiwa Mario (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline