Lihat ke Halaman Asli

Bambang Setyawan

TERVERIFIKASI

Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Terpidana Mati dan Agnes Monica

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14268409061325005436

[caption id="attachment_404259" align="aligncenter" width="560" caption="Ilustrasi Hukuman Mati (Foto: Harian Terbit)"][/caption]

Seorang terpidana mati yang tengah dilanda kegundahan yang sangat luar biasa, menjelang tengah malam terduduk di ruang sel tahanannya. Pikirannya melayang- layang tak jelas juntrungnya. Kebetulan malam itu hujan deras mengguyur seluruh areal lembaga pemasyarakatan.

Dalam kondisi kalut, takut waktueksekusi akan segera tiba. Mendadak matanya menanggap adanya guci kecil teronggok di pojok ruang tahanan. Sembari ogah- ogahan, dipungutnya guci tersebut, dan diusap untuk menghilangkan debu yang menempel.

Selagi asyik mengusap- usap guci tak bertuan itu, tiba- tiba muncul asap putih dan perlahan membentuk sosok makluk halus berupa Jin. “ Ha ha ha , hei engkau anak manusia. Engkau telah membebaskan diriku dari belenggu guci sialan itu. Terima kasih…terima kasih ..terima kasih,” kata Jin tinggi besar itu sambil tertawa ngakak.

“ Ampun tuan Jin, saya tidak sengaja menggosok guci ini, tiba- tiba tuan keluar…,’ ungkap si terpidana terbata.

“ Tidak apa – apa hei anak manusia. Sebagai imbalannya, kuberi 3 permintaan yang akan langsung kukabulkan.”

“Oh, trima kasih. Trima kasih tuan Jin. Aku pingin bebas, tidak jadi dieksekusi,” pinta terpidana masih dengan nada ketakutan.

Baru saja usai mengucapkan permintaan yang pertama, mendadak slep ! Terpidana berada di luar LP. Setengah tak percaya, ia sempat mencubit pipinya, ternyata dirinya tidak tengah bermimpi.

“ Masih ada permintaan ke dua anak manusia. Silahkan ajukan, sebelum aku pergi meninggalkanmu,” tantang Jin lagi.

“ Saya pingin jadi orang kaya raya tuan Jin, punya rumah besar, punya mobil banyak, punya harta melimpah dan tidak kekurangan apa pun,” ujar terpidana sambil berharap cemas.

Hasilnya ? Dalam sekejab, terpidana berada di rumah sangat mewah yang sarat dengan berbagai barang mewah. Setelah berfikir sejenak, ia berfikir dengan seksama. Nafsu serakahnya mulai mengada- ada, karena dirinya merupakan fans berat penyanyi Agnes Monica, dia ingin menjadi suami artis itu.

“ Masih ada satu permintaan terakhir. Cepat ajukan hei anak manusia !,” hardik Jin.

“ Maaf, tuan Jin. Permintaan saya yang terakhir agak lancang. Saya khawatir tuan Jin akan marah dan tak mau menuruti permintaan saya ini,” tukas terpidana setengah ketakutan.

“ Ahhh, jangan terlalu banyak basa basi. Apa pun permintaanmu, pasti kuturuti sebagai balas budiku padamu,” sergah Jin serius.

“ Baiklah tuan Jin. Kalau begitu, saya akan menyampaikannya. Saya ingin selalu berada selalu ditengah- tengah  ke dua paha Agnes Manica tuan Jin. Saya ingin setiap saat berada di situ,” pinta terpidana berharap cemas.

Kurang dari setengah detik, tiba- tiba. Slep ! Terpidana itu  berubah jadi celana dalamnya Agnes Monica. Sementara Jin yang mengabulkan permintaan terakhirnya langsung ngibrit kabur ke negri antah berantah sambil terbahak- bahak. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline